TIMES JATIM, SURABAYA – Ketua DPD Golkar Jawa Timur (Jatim) yang juga merupakan Sekjen DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji (M Sarmuji) secara resmi membuka babak "Final Festival Al Banjari".
Acara yang dibalut bersamaan dengan peringatan malam Nuzulul Qur'an tersebut, menghadirkan 10 finalis di halaman Masjid Al Mujahidin, Golkar Jatim, Jalan A. Yani Surabaya, Sabtu (22/3/2025) malam.
Sarmuji berharap, Al-Banjari semakin diminati dan menjadi bagian dari budaya Islam yang terus berkembang di masyarakat. Dia pun tak lupa mengajak seluruh kader Golkar untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
“Mudah-mudahan kita tidak hanya membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran dalam Al-Quran. Semoga kita semua diberikan petunjuk dalam menjalani kehidupan,” ungkap Sarmuji.
Pada kesempatan yang sama Bendahara DPP Satkar Ulma M Labib menyatakan sebuah apresiasi atas kepemimpinan Golkar Jatim.
"Hari ini, Golkar di bawah kepemimpinan Pak Bahlil Lahadalia dan Sekjen Pak Sarmuji, nuansa kegiatan keislaman muncul terutama pada Ramadan ini yang dimulai dari Safari Ramadan, Nuzulul Qur'an dan lainya. Di kantor DPP Golkar ada sesuatu yang hilang dan sekarang muncul lagi yaitu keberpihakan, kecintaan partai Golkar terhadap kegiatan kegiatan keislaman,” ucapnya.
Hal ini menjadi tantangan bagi Satkar Ulama, MDI maupun Pengajian Al Hidayah untuk mengimbangi Ketua umum dan Sekjen DPP Partai Golkar agar kembali menggairahkan siar islam
Pihaknya mengaku sangat gembira hari ini Satkar Ulama Jatim memulai lagi dan meramaikan Ramadan.
"Saya apresiasi dan selamat sukses untuk Satkar Ulama Jatim,” tegas Labib, yang juga merupakan Anggota DPR RI dari Dapil Gresik-Lamongan.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Al Banjari, Ubaidillah menjelaskan, acara yang merupakan bagian dari kegiatan Ramadan ini mencakup berbagai kegiatan, seperti pembagian takjil, buka bersama, shalat tarawih, serta taberut yang terus berlanjut hingga malam ini.
Ubaidillah mengungkapkan, bahwa puncak acara adalah Festival Al-Banjari yang diikuti oleh 121 peserta. Dari jumlah tersebut, hanya 10 peserta terbaik yang berhasil lolos ke babak grand final.
“Alhamdulillah, mereka sudah berlatih dengan baik dan siap tampil. Kami sebagai panitia telah berusaha memberikan fasilitas yang optimal, meskipun jika ada kekurangan, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” ujar Ubaidillah.
Selaku ketua panitia, Ubaidillah menegaskan untuk menjaga objektivitas dalam penjurian, serta memastikan bahwa tidak ada komunikasi antara mereka dan dewan juri.
“Kami serahkan sepenuhnya kepada dewan juri agar keputusan tetap netral. Bahkan, untuk memastikan keadilan, kami mengunci settingan dari tim sound engineering agar semua peserta mendapatkan layanan suara yang standar,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kesuksesan acara ini, termasuk pimpinan, panitia, serta para senior yang telah memberikan arahan.
Selain itu, komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk koordinator festival, turut memastikan kelancaran acara.
Puncak kegiatan Ramadan DPD Golkar Jawa Timur yang dikemas dengan peringatan Nuzulul Qur'an diawali dengan santunan anak yatim, lalu Qira’atil Qur'an oleh Sayyid Miqdar Zulfikar dan Mauidzah Hasanah disampaikan oleh KH. Malik Sanusi, Pengasuh Ponpes Nurus Syam Bondowoso.
Festival al Banjari memperebutkan uang tunai total Rp25 juta, piagam dan piala. Pemenang hasil penjurian peringkat 1 hingga 10 adalah Grup Bisyi’rin Nahawan (Mojokerto) menerima uang tunai Rp6 juta, Ulul Musthofa Putri (Kota Malang) menerima uang tunai Rp5 juta, M.I.M (Nganjuk) menerima uang tunai Rp4 juta.
Kemudian Kun Fayakun (Lumajang), Jati Kramat (Kabupaten Mojokerto), At-Tashrifiyyah (Banyuwang), Annaman (Kabupaten Kediri), Tabassam (Gresik), Al Barokah (Pasuruan) dan
PePeDeU (Jombang).
M. Sarmuji sekali lagi mengajak seluruh hadirin untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT.
"Karena terkadang, hal-hal yang sederhana tidak pernah dihitung saking terbiasanya kita nikmati.Kalau saya umumkan siapa yang mau diberi uang satu miliar, pasti banyak yang mau. Tapi kalau satu miliar itu harus dibayar dengan tidak bisa bangun esok hari, kita pasti berpikir ulang? Apa gunanya uang satu miliar tapi tidak bisa bangun," ungkap Sarmuji.
Ia menekankan bahwa nikmat kehidupan sehari-hari seringkali tidak disadari, padahal nilainya sangat besar.
Sebab itu, penting mempelajari Al-Quran sebagai mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan, dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya yang tidak dapat diulang, Al-Quran tetap terjaga keasliannya dari abad ke abad.
“Saya pernah melihat kolektor barang antik di Amerika memiliki koleksi Al-Quran dari berbagai abad, dan tidak ada satu kata pun yang berubah. Ini adalah bukti bahwa Al-Quran adalah mukjizat yang nyata dan tetap relevan hingga kini,” tambahnya.
Sarmuji juga menegaskan bahwa DPD Golkar Jawa Timur akan selalu mengikuti irama yang ada di masyarakat.
"Kita adalah masyarakat yang religius, berbudaya. Karena itu di event event religi seperti Ramadan di mana salah satu di antaranya adalah turunnya Al Quran," ungkapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peringati Nuzulul Qur'an, Ketua Golkar Jatim Membuka Final Festival Al Banjari
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |