TIMES JATIM, MALANG – Dua tokoh nasional hadir dalam penutupan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas M.uhammadiyah Malang (UMM), Jumat (31/10/2025). Yakni Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Yandri Susanto, S.Pt., M.Pd.

Keduanya menegaskan pentingnya sinergi antara pemuda, kampus, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan global serta membangun kemandirian nasional yang berakar dari desa.

Dalam paparannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyoroti kondisi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Ia menyebut ada lebih dari 110 konflik bersenjata yang berdampak luas terhadap ekonomi global, ketahanan pangan, hingga stabilitas energi.

“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Tapi Indonesia masih dalam posisi cukup stabil. Namun, kita tidak boleh lengah,” tegas Kapolri.

Ia mendorong kemandirian nasional melalui swasembada pangan dan energi, yang menurutnya menjadi benteng utama menghadapi krisis global. Salah satu upaya yang dilakukan Polri adalah program penanaman jagung di lahan satu juta hektare. Ia juga membuka peluang kerja sama dengan IMM untuk memperkuat program ketahanan pangan ini.

Kapolri turut menyoroti bonus demografi yang bisa menjadi berkah atau bencana, tergantung pada kesiapan generasi muda. “Kita perlu generasi yang produktif dan unggul. Pemerintah sudah menyiapkan banyak program, dari sekolah rakyat hingga peningkatan kesejahteraan guru,” katanya.

Dalam era digital, Listyo juga mengingatkan bahaya misinformasi, disinformasi, dan deepfake yang dapat memecah belah masyarakat. “Sekarang semua orang bisa jadi wartawan. Karena itu, saring sebelum sharing,” ujarnya tegas.

Tak hanya itu, Kapolri mengungkap data mengejutkan: mayoritas pelaku judi daring berasal dari kelompok berpenghasilan rendah, bahkan anak di bawah umur. “Polri sudah memusnahkan 288 ton narkoba yang bisa memengaruhi lebih dari 629 juta jiwa. Ini bentuk keseriusan kami menjaga generasi bangsa,” tambahnya.

Menurutnya, IMM merupakan mitra moral dan strategis Polri dalam menjaga stabilitas nasional. “IMM punya peran penting sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah dan penjaga nilai moral bangsa,” tutupnya.

Sementara itu, Menteri Yandri Susanto hadir dengan semangat kolaborasi. Ia mengajak IMM untuk terlibat aktif dalam pembangunan desa berkelanjutan, bukan sekadar menjadi pengamat.

“Saya tidak datang untuk berceramah, tapi untuk membangun kemitraan konkret. Kita bukan superman, kita superteam,” ujar Yandri.

Dia mengingatkan bahaya urbanisasi ekstrem seperti yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan, di mana banyak warga meninggalkan desa untuk bekerja di kota. “Desa sekarang bukan objek pembangunan, tapi subjek. Pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan menjadi fokus utama kami,” jelasnya.

Yandri memaparkan bahwa BUMDes kini mencatat pendapatan bersih hingga Rp28 miliar per tahun, dengan banyak contoh sukses seperti desa ekspor di Blitar dan Banyumas. Pemerintah juga mendorong terbentuknya desa tematik, mulai dari desa ikan nila, desa ayam petelur, hingga desa jagung dan timun.

Selain itu, Kemendes PDTT bekerja sama dengan Polri lewat program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang melibatkan satgas di tiap desa. “Hari ini kami juga menandatangani MoU dengan Universitas Muhammadiyah Malang. Semoga kerja sama ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebagai tuan rumah, Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., menegaskan bahwa kampus akan terus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang secara akademik dan spiritual.

“UMM berkomitmen melahirkan insan paripurna, bukan hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam spiritualitas, keagamaan, dan kebangsaan,” ungkapnya. (*)