TIMES JATIM, MOJOKERTO – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari meresmikan Tim Siaga Bencana Kelurahan Prajuritkulon, Kamis (27/11/2025). Peluncuran ini sekaligus dilakukan sosialisasi kebencanaan yang menjadi bagian dari upaya pemerintah kota memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana, utamanya banjir dan kebakaran.
Ning Ita, sapaannya menyampaikan bahwa kondisi geografis dan kepadatan Kota Mojokerto membuat wilayah ini memiliki risiko bencana yang perlu diantisipasi secara serius.
“Harus tetap waspada di tengah cuaca yang musim penghujan belum pada masa puncaknya, maka pohon-pohon yang sudah kategori tua dan potensi terjadi tumbang harus menjadi kewaspadaan kita semuanya, ” kata Ning Ita, Kamis (27/11/2025).
Ning Ita menjelaskan bahwa Kota Mojokerto memiliki topografi rendah, berada pada ketinggian rata-rata 22 meter dengan kemiringan lahan 0–3 persen. Posisi ini menyebabkan wilayah kota menjadi titik kumpul air ketika terjadi hujan deras berkepanjangan.
Ia juga menjelaskan bahwa Kota Mojokerto dialiri tujuh sungai besar diantaranya Brantas, Brangkal, Sadar, Cemporat, Ngrayung, Watu Dakon, dan Ngotok/Pulo yang memperbesar potensi banjir, terutama jika terjadi kerusakan tanggul di wilayah hulu.
Ning Ita juga menyoroti ancaman kebakaran yang meningkat akibat padatnya pemukiman penduduk. Ia menyebut “57 persen wilayah kota adalah kawasan pemukiman, sehingga penyebaran api dapat terjadi dengan cepat jika terjadi insiden,” jelasnya.
Melalui pembentukan Kampung Siaga Bencana, Ning Ita menargetkan agar masyarakat mampu menjadi subjek dalam penanganan bencana. Sejalan dengan arahan presiden bahwa masyarakat harus memiliki langkah cepat, sistematis, dan terukur ketika terjadi bencana di wilayah masing-masing.
“Masyarakat jangan hanya sebagai objek tapi sudah harus menjadi subjek, yang artinya harus sudah sadar bagaimana menjadi masyarakat yang tangguh terhadap bencana, bagaimana mendeteksi potensi bencana, bagaimana kalau bencana terjadi langkah pertama yang harus dilakukan,” terangnya.
Sebagai informasi, Prajuritkulon menjadi kelurahan ketiga yang ditetapkan sebagai Kelurahan Siaga Bencana setelah Gununggedangan dan Surodinawan. Ning Ita menargetkan seluruh kelurahan di Kota Mojokerto membentuk tim serupa.
Ning Ita juga menegaskan pentingnya koordinasi tiga pilar kelurahan serta pelatihan berkelanjutan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Ia juga menegaskan bahwa potensi ancaman wilayah Prajuritkulon yang berada di dekat tanggul sungai dan memiliki kepadatan penduduk tinggi.
“Ini adalah kampung yang sangat padat penduduk dan di sebelahnya tanggul sungai, jangan sampai banjir atau tanggul jebol terjadi, tapi kita harus sadar potensi ancaman itu,” tutupnya. (*)
| Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
| Editor | : Faizal R Arief |