TIMES JATIM, SURABAYA – Musim penghujan mulai melanda sejumlah wilayah. BMKG memperkirakan puncak penghujan datang pada Januari 2026. Berbagai persiapan pun dilaksanakan untuk mengantisipasi adanya bencana longsor maupun bencana alam lainnya.
Antisipasi sejak dini dilakukan dengan menggandeng stakeholder terkait, pencegahan terhadap bencana alam tidak hanya dilakukan sendiri.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD Jatim) Gatot Soebroto mengatakan, salah satu pencegahan bencana hidrometeorologi antara lain dengan memperbaiki tanggul dan bersih-bersih sungai
“Bersama OPD terkait kami melakukan dilapangan dengan bersih sungai, perbaikan tanggul dan pembersihan selokan. Selain itu, mitigasi kepada masyarakat yang berada diperbukitan kita lakukan,” ujar Kalaksa usai apel kesiapan tanggap bencana darurat di Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2025).
Mitigasi juga dilakukan pada masyarakat yang berada di wilayah perbukitan. Jika ada potensi longsor, BPBD bersama masyarakat setempat akan melakukan pembersihan, terutama tumpukan kayu maupun ranting yang terkadang menghambat arus air.
“Jika dirasakan adanya potensi longsor, maka dilakukan pembersihan, upaya ini untuk mencegah terjadinya hambatan arus air,” tuturnya.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Peningkatan kapasitas masyarakat dilakukan dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Gatot berharap sebelum terjadinya bencana maupun sudah terjadi bencana, masyarakat sudah paham apa yang dilakukan dan mitigasi sangat diperlukan.
Selain itu, peningkatan kapasitas keahlian penanganan orang yang terkena bencana dan melakukan simulasi bencana setidaknya diajarkan kepada masyarakat. Ketika terjadi bencana, BPBD melakukan koordinasi dengan relawan.
“Apabila terjadi bencana, teman-teman relawan turut andil melakukan mitigasi di alam maupun daerah masing-masing,” ungkapnya.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot menuturkan, bahwa penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama, penguatan penanganan ada di masyarakat. Karena, masyarakat yang merasakan langsung ketika bencana itu terjadi.
“Misal bencana terjadi di Mojokerto, masyarakat setempat setidaknya siap menghadapi bencana tersebut. Jika masyarakat tidak siap dan menggantungkan tim penolong atau BPBD, pastinya tim penolong ini mempunyai fase melakukan perjalanan menuju lokasi kejadian," katanya.
Jika masyarakat sudah diberikan mitigasi dan bisa melakukan di wilayah masing-masing, upaya ini diharapkan dapat menghindari terjadinya korban jiwa, sehingga BPBD perlu melakukan mitigasi agar lebih paham dengan kondisi di wilayahnya.
“Bagaimana melakukan penanganan sebelum petugas datang, pun dengan penanganan pascabencana sehingga kita perlu melatih masyarakat agar lebih paham lagi menangani bencana di wilayah masing-masing,” ujar Kalaksa Gatot Soebroto.
Sedangkan bencana alam dari tahun sebelumnya mempunyai pola yang sama. Menurut Gatot, pancaroba yang terjadi saat ini seperti angin puting beliung dan hujan lebat. Maka, potensi longsor sangat memungkinkan terjadi saat puncak penghujan tiba di bulan Januari mendatang.
Jawa Timur sendiri mempunyai wilayah yang cukup rawan yang berkaitan dengan alam, beberapa wilayah yang sering menjadi banjir menjadi prioritas perhatian.
Misalnya Sidoarjo, Jombang, Ngawi Lamongan, Tuban, Gresik, Pasuruan, dan Probolinggo. Daerah ini sering mengalami banjir.
“Dan wilayah yang mempunyai potensi longsor Malang, Batu dan Mojokerto, seperti yang terjadi saat ini longsor di Kota Batu,” ungkapnya.
Semakin sering masyarakat mendapat pelatihan peningkatan kapasitas, masyarakat semakin siap menghadapi bencana, sehingga mereka semakin mengerti cara menangani bencana dan menghindari adanya korban jiwa.
Potensi ancaman bencana saat ini sudah di depan mata jika melihat dari tingkat curah hujan hingga angin puting beliung. Bahkan, pada musim kemarau pun ada potensi ancaman bencana.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto berharap kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dan menumbuhkan rasa empati antarsesama. Dan mau peningkatan kapasitas masing baik mitigasi bencana maupun pascabencana. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BPBD Jatim Lakukan Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Wilayah Potensi Bencana
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |