TIMES JATIM, SURABAYA – Direktur TIMES Indonesia Kiagus Firdaus memaparkan economic outlook 2022 akselerasi transformasi digital dalam ajang Gathering Media & Cyber Squad BNI Wilayah 06 di Graha Pangeran Surabaya, Kamis (23/12/2021) malam.
Acara ini juga dihadiri oleh Pgs. Pemimpin BNI Kantor Wilayah 06 Surabaya Roy Wahyu Maulana dan Regional Chief Economist BNI Wisnu Wibowo.
Kiagus mengatakan, ekonomi digital saat ini terus berkembang di dunia tak terkecuali di Indonesia, hal ini ditandai dari meningkatnya pengguna internet.
"Semua jenis transaksi keuangan dan ekonomi digital akan tumbuh dua digit pada tahun depan, termasuk transaksi di e-commerce, uang elektronik, dan digital perbankan," kata Kiagus.
Ia menambahkan, ekonomi digital di Indonesia terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir dan diprediksi meningkat pesat pada 2022. Nilai transaksi e-commerce bahkan mencapai Rp 530 triliun. Potensi ekonomi digital tersebut diharapkan mampu menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia di masa depan.
"Berbagai studi menyatakan bahwa peluang ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar," ucapnya.
Pria yang pernah mendapat penghargaan dari Hermawan Kertajaya sebagai Sales Person ini menambahkan, poyeksi nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia mencapai USD 124 miliar atau Rp1,7 triliun pada 2025 mendatang.
Berdasarkan data Global Web Index, saat ini pengguna ponsel di Indonesia sekitar 345,3 juta user dengan penetrasi internet sebesar 73,7% dan trafik internet yang mengalami peningkatan 15-20% di sepanjang tahun 2020.
Sementara pengguna internet mencapai 202,6 juta. Pada awal tahun 2021 pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta meningkat 15,5 persen atau 27 juta jika dibandingkan pada Januari 2020. Sedangkan pengguna sosmed aktif 170 juta jiwa.
YouTube masih menduduki angka tertinggi pengguna mencapai 140 juta, Whatsapp 134 juta, Facebook 131 juta dan Instagram : 126 juta, Twitter 89 juta diikuti media sosial lainnya. Ia juga menyebut data media online di Indonesia mencapai 50.000 berdasarkan data Kominfo.
"Pada 2022 tren digital semakin tinggi, sektor industri kreatif masih menjadi trending ke depannya," kata Kiagus.
Dukungan gelombang teknologi merupakan salah satu faktor perkembangan basis digital. Seperti ketersediaan jaringan 5G, IoT, Blockchain, Artificial Intilligence dan Cloud Computing.
Beragam potensi tersebut, kata Kia, dapat mendorong para pelaku usaha terutama UMKM untuk melakukan transformasi digital. Terlebih pandemi Covid-19 telah merubah mekanisme pelayanan jasa dan perilaku konsumen.
Total 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak negatif di sisi penjualan.
Hingga Maret 2021 jumlah UMKM di Indonesia yang tergabung dalam berbagai marketplace telah mencapai kisaran 4,8 juta. Angka tersebut mengalami kenaikan dari akhir 2020 sebesar 3,8 juta.
"Para pelaku usaha perlu berinovasi dan adaptasi teknologi dengan cepat, transformasi penjualan konvensional dan memanfaatkan market place. Adaptasi digital di masa pandemi saat ini merupakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk dapat terus eksis dalam mengembangkan usahanya," jelas Kiagus Firdaus. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |