https://jatim.times.co.id/
Berita

Daftar Kiai yang Jadi Korban Kekejaman PKI pada 1948 dan 1965

Jumat, 13 September 2024 - 11:44
Daftar Kiai yang Jadi Korban Kekejaman PKI pada 1948 dan 1965 Patung monumen pembantaian kejam oleh gerombolan PKI terhadap para kiai dan tokoh masyarakat didirikan oleh Pemkab Wonogiri di kawasan Hutan Trawas. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Sejarah Indonesia mencatat peristiwa kelam ketika para ulama menjadi korban kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, peran kiai sangatlah penting. Mereka bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga tokoh yang berada di garis depan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, perjuangan mereka mendapat ancaman dari PKI yang melihat para ulama dan santri sebagai musuh ideologis.

PKI memandang keberadaan kiai sebagai ancaman serius, terutama karena peran mereka dalam menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan. Konflik antara PKI dan kalangan Islam ini tercatat dalam beberapa peristiwa berdarah, yang paling dikenal adalah Pemberontakan Madiun pada 1948 dan Gerakan 30 September pada 1965.

Berikut ini adalah beberapa kiai besar yang menjadi korban kekejaman PKI dalam dua periode tersebut.

1. Kiai Hamid Dimyathi, Pondok Tremas, Pacitan

Kiai Hamid Dimyathi adalah pimpinan Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan sekaligus tokoh penting dalam pergerakan nasional.  Beliau tidak hanya dikenal sebagai ulama, tetapi juga aktivis politik yang menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). 

Pondok Tremas, yang kala itu juga menjadi basis laskar Hizbullah di Pacitan, dianggap sangat berbahaya oleh PKI.

Pada 1948, Kiai Hamid beserta 15 orang pengikutnya ditangkap oleh pasukan PKI ketika mereka sedang melakukan perjalanan menuju Yogyakarta. Setelah ditangkap, mereka kemudian dibuang ke dalam sumur oleh laskar PKI, Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). 

Peristiwa tragis ini menambah daftar panjang korban dari kalangan ulama yang harus gugur di tangan PKI.

2. Kiai Imam Mursyid, Pesantren Takeran, Magetan

Salah satu tragedi paling mengerikan terjadi di Pesantren Sabilil Muttaqin, yang lebih dikenal sebagai Pesantren Takeran di Magetan, Jawa Timur. Pada tahun 1948, Kiai Imam Mursyid, pimpinan pesantren ini, menjadi korban kekejaman PKI.

Beliau diculik dan dibantai oleh anggota PKI. Tidak hanya Kiai Imam Mursyid, sebanyak 14 kiai lainnya dari pesantren ini juga dibunuh dalam peristiwa tersebut.

Kejadian ini merupakan salah satu bukti nyata bagaimana PKI berusaha memberantas simbol-simbol Islam, terutama di wilayah Madiun yang menjadi pusat pemberontakan mereka.

3. Kiai Yunus, Imam Masjid Agung Trenggalek

Aksi brutal PKI tidak hanya berhenti pada tahun 1948. Pada tahun 1949, saat berlangsungnya Agresi Militer Belanda di Trenggalek, para anggota PKI memanfaatkan kekacauan tersebut untuk menyerang simbol-simbol keagamaan, termasuk Masjid Agung Trenggalek.

Pada 20 Maret 1949, PKI melakukan pembakaran dan meledakkan dinamit di masjid tersebut.

Kiai Yunus, yang saat itu menjabat sebagai Imam Besar Masjid Agung Trenggalek, berusaha mencegah aksi laskar PKI. Namun, upayanya berakhir tragis. Beliau diseret dan dianiaya di halaman masjid di hadapan jamaah. 

Peristiwa ini menjadi salah satu bukti betapa kejamnya tindakan PKI terhadap ulama yang dianggap menghalangi ideologi mereka.

4. Kiai Djufri Marzuqi, Pesantren As-Syahidul Kabir, Pamekasan

Pada tahun 1965, di Pamekasan, Madura, terjadi peristiwa tragis lainnya. Kiai Djufri Marzuqi, pendiri Pesantren As-Syahidul Kabir di Sumber Batu, menjadi korban penikaman oleh anggota PKI.

Insiden ini terjadi ketika Kiai Djufri sedang dalam perjalanan untuk mengisi pengajian. Kiai Djufri yang syahid dalam insiden ini membuat isu kematiannya menyebar secara nasional.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat itu, Idham Chalid, bahkan turut hadir dalam peringatan 40 hari syahidnya Kiai Djufri di Pamekasan.

Kejahatan PKI terhadap para kiai dan ulama di Indonesia adalah bagian kelam dari sejarah bangsa ini.

Para ulama yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan membimbing umat, malah menjadi sasaran kekejaman karena dianggap sebagai ancaman bagi ideologi komunisme. 

Perjuangan para Kiai yang gugur di tangan PKI harus terus dikenang sebagai bagian dari usaha bangsa Indonesia dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.