TIMES JATIM, JAKARTA – Pengaman politik Pangi Syarwi Chaniago menilai wajar publik menaruh curiga terkait kasus PT Asuransi Jiwasraya (persero) yang gagal bayar atas klaim tujuh belas ribu nasabahnya.
Menurut Pangi, gagal bayar perusahaan pelat merah ini berpotensi merugikan keuangan negara Rp 13,7 triliun per Agustus 2019, nilai kerugian ini diprediksi masih berpotensi bertambah dengan melibatkan 5,5 juta pemegang polis.
Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago. (foto: Istimewa)
"Publik layak curiga atas indikasi praktik curang di tubuh Jiwasraya, bahkan sangat mungkin dicurigai penggerogotan terhadap perusahaan dilakukan oleh aktor-aktor yang berlindung di balik agenda kekuasaan," ujar Pangi kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Pangi mengaku heran dengan kasus yang melilit Jiwasraya. Ini karena presiden Joko Widodo mengatakan perusahaan ini telah bermasalah sejak 10 tahun lalu. Pernyataan ini diaminkan oleh Sri Mulyani yang mengatakan perusahaan ini mulai bermasalah sejak 2008 lalu. Menurutnya, kalau merujuk pada pernyataan itu kasus gagal bayar perusahaan adalah bentuk pembiaran/kesadaran yang lambat pemerintah atas manajemen yang buruk pada perusahaan Jiwasraya.
"Oleh karena itu, kasus ini harus diungkap seterang-terangnya dihadapan publik, kita tidak bisa berharap hanya kepada pemerintah yang telah terbukti berbuat lalai dan terkesan pembiaran sehingga probelem ini berlarut-larut," imbuhnya.
"Apalagi berharap pada menteri BUMN yang sibuk dengan urusan ecek-ecek ngurusin motor dan sepeda yang nilainya hanya ratusan sampai miliaran rupiah, ditambah lagi dengan adanya bau amis konflik kepentingan sang menteri yang melibatkan perusahaanya," kata Pangi Syarwi Chaniago. (*)
Pewarta | : Edy Junaedi Ds |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |