TIMES JATIM, JAKARTA –
Sejarah hari ini akan mengenang sosok tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yakni Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker yang meninggal pada 28 Agustus 1950. Ernest Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi), adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo, nereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai. 28 Agustus 2014 juga merupakan momen terpilihnya Recep Tayyep Erdogan sebagai Presiden Turki.
1950: Meninggalnya Tokoh Tiga Serangkai Ernest Douwes Dekker
Dr. Setiabudi (F.E. Douwes Dekker) bersama istrinya. (foto: wikipedia)
Ernest Francois Eugene Douwes Dekker dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 8 Oktober 1879. Ayahnya yang keturunan Belanda dan ibunya adalah orang Jawa.
Setelah menyelesaikan kuliah di Swiss, Ernest Douwes Dekker bekerja di perkebunan kopi.
Di perkebunan inilah rasa kebangsaannya tergugah karena melihat ketidakadilan yang dialami rakyat yang terjajah.
Dalam gerakan perjuangan kebangsaan itulah ia mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudhi. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan organisasi politik Indische Partij. Mereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai.
Ia adalah salah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20, penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda. Sikap kritisnya membuatnya sempat diasingkan ke Suriname.
Ia juga seorang wartawan, aktivis politik, serta penggagas nama "Nusantara" sebagai nama untuk Hindia Belanda yang merdeka. Setiabudi merupakan salah satu dari "Tiga Serangkai" pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, selain dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat.
Diberi Nama oleh Soekarno
Dr Ernest Douwes Dekker bersama Dr Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. (foto: wikipedia)
Dikutip dari Dinas Perpustakaan Lebak, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker adalah nama yang dipakainya dari kecil, sedangkan nama Danudirja Setiabudi baru dipakai setelah Indonesia merdeka. Nama itu adalah pemberian Presiden Soekarno
Danu berarti banteng, Dirja berarti kuat dan tangguh, sementara Setiabudi mempunyai arti berbudi setia. Soekarno berkeinginan nama Danudirja dapat diabadikan sebagai singkatan dari DD menggantikan Douwes Dekker.
Danudirja Setiabudi meninggal di Bandung, 28 Oktober 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. Presiden Soekarno kemudian memberikan gelar Pahlawan berdasarkan SK Presiden RI No. 590/1961.
2014: Recep Tayyep Erdogan Terpilih sebagai Presiden Turki
Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan.
Recep Tayyep Erdogan terpilih menjadi presiden Turki pada 28 Agustus 2014 ketika usianya menginjak 67 tahun. Tayyep Erdogan sebelum menjabat sebagai presiden, adalah Perdana Menteri Turki.
Erdogan pernah masuk penjara pada 12 Desember 1997 karena puisi. Ia divonis 10 bulan setelah membacakan puisi kontroversial. Puisi itu membandingkan masjid dengan barak, menara dengan bayonet serta keimanan dengan tentara. Vonis itu membuat ia mundur dari jabatannya sebagai wali kota Istanbul. (*)
Pewarta | : Ratu Bunga Ambar Pratiwi (MG-345) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |