TIMES JATIM – Di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, terdapat destinasi wisata yang berpotensi mendongkrak perekonomian warga jika dikembangkan secara serius. Namanya, Sumber Umbulan, sebuah kolam alami yang menawarkan keasrian alam dan kejernihan air yang masih terjaga.
Meskipun memiliki daya tarik yang kuat, tempat ini belum dikelola dengan baik.
Setiap harinya, rata-rata hanya sekitar 50 orang yang datang berkunjung. Baik di hari biasa maupun akhir pekan, jumlah pengunjung tak jauh berbeda.
Salah satu penjaga wisata, Riksan, mengatakan bahwa minimnya fasilitas menjadi penyebab utama Sumber Umbulan belum bisa menarik lebih banyak wisatawan.
Sumber Umbulan menawatjan kesegaran mata air dan rindangnya pohon.
Fasilitas di sini masih kurang. Tempat duduk masih minim, jalan menuju ke lokasi juga becek saat hujan, dan yang paling penting, belum ada toilet atau ruang ganti bagi pengunjung yang ingin berendam di kolam,” ujar Riksan kepada TIMES Indonesia, Februari 2025.
Menurutnya, wisata air seperti Sumber Umbulan memerlukan fasilitas penunjang agar wisatawan merasa nyaman. Namun, hingga kini, Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten Malang belum memberikan perhatian lebih.
“Pernah ada pihak dari Dinas Pariwisata yang datang meninjau lokasi. Katanya mau dibangunkan fasilitas, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Mungkin masih ada tempat lain yang lebih diprioritaskan,” tambahnya.
Saat ini, pengelola belum bisa membangun fasilitas yang memadai karena Sumber Umbulan tidak menarik biaya tiket masuk.
Pengunjung hanya dikenakan tarif parkir sebesar Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil. Menurut Riksan, pihak desa pun masih ragu untuk memberlakukan tiket masuk sebelum fasilitas diperbaiki.
Ia berharap, pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih pada Sumber Umbulan.
“Mudah-mudahan ada yang ikut serta menumbuhkembangkan pariwisata di sini, supaya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” harapnya.
Sumber Umbulan mungkin masih tersembunyi di balik keterbatasan fasilitas, tetapi keindahannya tetap nyata. Jika mendapat perhatian dan pengelolaan yang lebih baik, bukan tidak mungkin tempat ini akan menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Malang. (*)
Pewarta | : Gregorius Karlo Jehapan (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |