https://jatim.times.co.id/
Wisata

Makna di Balik Tradisi Jamasan Pusaka Menjelang Bulan Suro di Ponorogo

Jumat, 08 Juli 2022 - 09:09
Makna di Balik Tradisi Jamasan Pusaka Menjelang Bulan Suro di Ponorogo Salah satu pusaka milik Ponorogo Tombak Kiai Tunggul Nogo dijamas oleh juru kunci makam Batoro Katong. (Foto:Dok Marhaban/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PONOROGO – Tradisi jamasan pusaka menjadi salah satu tradisi yang identik dilakukan menjelang bulan Suro di Ponorogo, Jawa Timur.

Ada tahapan-tahapan yang dilalui dalam upacara menjelang jamasan. Dimulai dari pengambilan pusaka yang disimpan di tempat tertentu atau istilah Ponoragan Bedol Pusaka, kemudian tahap tirakatan, tahap arak-arakan dan tahap pemandian atau jamasan pusaka.

Ponorogo mempunyai tiga pusaka yang setiap menjelang bulan Suro harus dimandikan atau dijamas.

Ketiga pusaka tersebut yakni Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung, Tombak Kiai Tunggul Nogo, dan Sabuk Angkin Kiai Cinde Puspito. Ketiganya dikirab dari Makam Batoro Katong menuju Pringgitan. Sebelum disimpan kembali, pusaka tersebut dijamas.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kepada TIMES Indonesia mengatakan, jamasan pusaka memiliki makna yang dalam.

Selain membersihkan secara fisik prosesi jamasan pusaka sebenarnya mempunyai tujuan untuk membersihkan diri secara fisik dibersihkan dan secara kebatinan juga dibersihkan.

"Bagaimana manusia itu harus introspeksi  setidaknya setahun sekali mengingat apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun," ucapnya Jumat (8/7/2022).

Adanya tahapan dan ritual dengan sejumlah aturan, menurut Bupati Sugiri Sancoko mencerminkan tentang kehidupan manusia yang punya norma-norma.

Benda pusaka yang dimiliki Ponorogo adalah wujud budaya fisik yang bernilai tinggi yang sudah seharusnya dihargai, dan penghargaan tersebut sebagai simbol tentang harmoni keseimbangan dalam berperilaku.

"Maksud dan tujuan jamasan pusaka yakni untuk mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman. Sebagai masyarakat Jawa yang nJawani, benda-benda pusaka tersebut dianggap mempunyai kekuatan gaib yang akan mendatangkan berkah apabila dirawat dengan cara dibersihkan atau dimandikan," ulas Bupati Sugiri Sancoko.

Bupati menyampaikan jamasan pusaka menjelang satu Suro punya nilai religius, dan itu tercermin pada proses upacara jamasan dengan doa bersama ditujukan kepada Allah SWT agar bumi Ponorogo mendapat perlindungan, rakyatnya mendapat keselamatan, kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. (*)

Pewarta : M. Marhaban
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.