TIMES JATIM, MALANG – Arif Afandi resmi meraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya. Mantan Wakil Wali Kota Surabaya itu berhasil menyelesaikan Ujian Akhir Disertasi Terbuka di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya (UB), Jumat (6/9/2024).

Ujian terbuka ini dihadiri sejumlah tokoh nasional. Seperti mantan Menteri BUMN dan mantan CEO Jawa Pos Group Dahlan Iskan, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta aktor, penulis, dan pembawa acara Butet Kartaredjasa. Selain mereka, hadir pula sejumlah pejabat penting dari berbagai sektor industri, termasuk direktur PTPN Holding.

Dalam disertasinya yang berjudul 'Transformasi BUMN Gula: Studi Perubahan Paradigma dan Ekosistem Menuju Swasembada (Tinjauan Sosiologi Institusionalis Karl Polanyi)', pria yang pernah jadi Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini mendalami isu penting tentang transformasi BUMN gula sebagai upaya mendukung swasembada pangan di Indonesia.

Disertasi ini menyoroti perlunya perubahan paradigma dalam pengelolaan BUMN gula agar lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan teori sosiologi institusionalis dari Karl Polanyi.

Menurut Arif, keberhasilan swasembada pangan hanya bisa dicapai apabila setiap tindakan dan kebijakan yang diambil BUMN mempertimbangkan kepentingan rakyat sebagai bagian dari tujuan besar negara.

“BUMN adalah instrumen negara yang harus mengedepankan kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, paradigma produktivitas perlu diterapkan sebagai panduan norma dalam setiap langkah korporasi BUMN,” ujarnya.

Arif Afandi menegaskan bahwa paradigma produktivitas ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi, tetapi juga menjadi peta jalan dalam proses transformasi korporasi.

“Transformasi BUMN bukan hanya soal restrukturisasi internal, tetapi juga soal bagaimana kebijakan tersebut berkontribusi pada kesejahteraan petani tebu dan pemulihan industri gula secara nasional,” tambahnya.

Dalam penelitiannya, Arif Afandi mengupas lebih dalam transformasi yang telah dilakukan oleh PTPN Group sebagai salah satu contoh terbaik dari penerapan paradigma produktivitas. Selama tiga tahun terakhir, PTPN Group telah melakukan berbagai upaya perubahan yang signifikan, dan hasilnya terbukti mampu menghidupkan kembali harapan bagi petani tebu dan industri gula nasional.

Menurut Arif, transformasi ini adalah bukti nyata bahwa paradigma produktivitas mampu membawa dampak besar bagi keberlangsungan industri strategis seperti gula.

“PTPN Group telah melakukan transformasi besar dengan pendekatan yang berfokus pada produktivitas. Hasilnya sangat positif, memberikan harapan baru bagi petani tebu dan industri gula yang sempat mengalami penurunan kinerja,” jelas Arif.

Ia juga menyoroti bahwa transformasi ini tidak hanya meningkatkan kinerja PTPN Group, tetapi juga menjadi angin segar bagi target nasional menuju swasembada gula. PTPN Group, khususnya melalui PTPN 3 Holding, telah berhasil menunjukkan bahwa Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan swasembada gula industri pada tahun 2030.

“Keberhasilan PTPN Group menunjukkan bahwa dengan manajemen yang tepat dan paradigma yang berorientasi pada produktivitas, industri gula nasional dapat pulih dan bahkan berpotensi menjadi swasembada dalam beberapa tahun ke depan,” tambahnya.

Atas kerja keras dan dedikasinya, Arif Afandi lulus dengan predikat cum laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,88. Prestasi ini menjadi lebih luar biasa karena Arif berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu yang relatif singkat, yakni hanya 2,5 tahun. Hal ini menunjukkan komitmen dan keseriusan Arif dalam menempuh pendidikan. (*)