TIMES JATIM, MALANG – Mahasiswa PPG Universitas Negeri Malang (UM) berkolaborasi dengan SMP Negeri 28 Malang melawan bullying atau perundungan. Hal itu diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan yang digelar secara menarik pada 17 dan 18 Juli 2024.
Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 4 di bidang Pendidikan Berkualitas ini diawali dengan seminar edukasi gerakan anti-bullying. Seminar ini menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Khairul Bariyyah, M.Pd.Kons, Laily Tiarani Soejanto, S.Psi., M.Pd, dan Suci Nora Julina Putri, M.Pd dari UM.
Dalam seminar ini, para pemateri menyampaikan pentingnya gerakan anti-bullying di sekolah serta strategi-strategi efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari perundungan.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi expressive drawing oleh siswa-siswi SMP Negeri 28 Malang. Expressive drawing, atau menggambar ekspresif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengomunikasikan emosi mereka dalam bentuk visual.
Aktivitas ini diintegrasikan ke dalam kerangka Project-Based Learning (PBL) sebagai strategi inovatif dan partisipatif dalam pendidikan karakter. Melalui menggambar ekspresif, siswa dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan empati, yang merupakan kunci dalam mengatasi perundungan di sekolah.
Selain itu, kegiatan expressive drawing ini juga merupakan bagian dari art therapy, atau terapi seni, yang semakin diakui sebagai metode efektif untuk membantu siswa mengatasi masalah emosional dan psikologis. Terapi seni memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dengan demikian, art therapy tidak hanya membantu mengurangi stres dan kecemasan, tetapi juga meningkatkan self-awareness dan kemampuan berempati terhadap orang lain.
Kegiatan expressive drawing ini dipandu oleh para mahasiswa Mahasiswa PPG UM dan fasilitator dari UM. Para siswa diajak untuk menggambarkan perasaan mereka terkait pengalaman perundungan atau bagaimana mereka melihat isu perundungan di sekolah mereka.
Hasil karya seni ini kemudian dibahas bersama dalam sesi refleksi, di mana siswa diberi ruang untuk berbagi cerita dan mendiskusikan cara-cara efektif untuk mendukung teman-teman mereka yang mungkin mengalami perundungan.
Pada hari kedua, selain sesi expressive drawing, terdapat juga deklarasi siswa untuk menjauhi perundungan. Deklarasi ini merupakan komitmen bersama dari seluruh siswa SMP Negeri 28 Malang untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan.
Deklarasi ini dibacakan secara serentak oleh seluruh siswa, diikuti dengan penandatanganan spanduk deklarasi yang akan dipajang di sekolah sebagai pengingat komitmen mereka.
Salah satu pemateri seminar, Dr. Khairul Bariyyah, M.Pd.Kons menyatakan, pihaknya percaya bahwa salah satu akar permasalahan perundungan adalah kurangnya empati.
"Dengan kegiatan expressive drawing ini, kami berharap siswa dapat lebih memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan mendukung," ujarnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para siswa dan guru di SMP Negeri 28 Malang. Para siswa merasa lebih terbuka untuk berbagi perasaan mereka dan lebih peka terhadap perasaan teman-teman mereka. Sementara itu, para guru melihat adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya empati dalam membangun lingkungan belajar yang sehat dan aman.
Projek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Universitas Negeri Malang ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi angka perundungan di sekolah, tetapi juga untuk membentuk karakter siswa yang lebih empatik dan peduli terhadap sesama. Dengan pendekatan yang holistik dan partisipatif, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menciptakan sekolah bebas perundungan.
Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam mencapai Pendidikan Berkualitas (SDGs 4) dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan empatik. Melalui kolaborasi antara Universitas Negeri Malang dan SMP Negeri 28 Malang, diharapkan gerakan anti-bullying ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |