TIMES JATIM, JEMBER – Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, ditambah dengan kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini betul-betul membuat sejumlah mahasiswa Universitas Jember (Unej) hanya bisa pasrah. Salah satunya Rahmayanti, mahasiswi Fakultas Farmasi di Unej.
Pasalnya, selama masa pandemi ini penyelesaian tugas penelitian Rahma, begitu panggilan akrabnya, tertunda.
Padahal, penelitian tersebut merupakan tugas penting untuk menyelesaikan skripsinya.
“Saya mulai melakukan penelitian bersama tim sejak bulan September 2020 tahun lalu. Harusnya penelitian saya ini sudah selesai, tapi karena adanya pandemi Covid 19 penelitian saya molor,” ujar Rahma yang saat ini menempuh semester 8, Jumat (2/7/2021).
Perempuan asal Banyuwangi, Jawa Timur tersebut menerangkan, sejak pandemi Covid-19 aturan penggunaan Laboratorium Farmasi untuk penelian mulai berubah.
Perubahan aturan itu disesuaikan dengan standar protokol pencegahan penularan Covid 19 dalam ruangan.
“Sejak pandemi, mahasiswa tidak bisa melakukan penelitian setiap hari di laboratorium. Setiap hari maksimal hanya 17 mahasiswa. Padahal yang ingin melakukan penelitian banyak, sehingga setiap mahasiswa hanya bisa melakukan penelitian setiap dua atau 3 minggu sekali,” jelas Rahma.
Akibat dari pembatasan penggunaan ruangan Laboratorium ini berdampak pada molornya waktu penyelesaian penelitian para mahasiswa.
Setiap mahasiswa biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan untuk menyelesaikan penelitian.
“Kalau di luar pandemi mungkin penelitian saya dan teman-teman satu tim sudah selesai paling lambat bulan Februari lalu. Ya mau bagaimana lagi kami harus bersabar karena ini dalam masa pandemi,” lanjutnya.
Kekhawatiran tertularnya Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh oleh Rahma.
Namun kedua orangtuanya pun ikut khawatir Rahma tertular Covid 19 saat perjalanan menuju Unej dengan transportasi umum.
“Orangtua memilih mengantar dan menjemput saya. Senin pagi saya diantar dari Banyuwangi ke Jember dan Jumat atau Sabtu saya dijemput untuk pulang. Kasihan mereka sebetulnya tetapi ini kami pilih untuk keamanan bersama juga,” pungkas Rahma.
Sementara itu, Solihatus Sallama dari Bagian Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember membenarkan soal diberlakukannya tindakan pencegahan penularan Covid-19 penggunaan ruang laboratorium memang dibatasi.
“Waktunya dibatasi. Jumlahnya juga dibatasi. Sejak masa pandemi Covid-19 mahasiswa farmasi Unej yang boleh masuk lab maksimal hanya 17 mahasiswa perhari dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB, dulu sebelum masa pandemi bisa sampai 40 mahasiswa dalam sehari dan tutupnya hingga pukul 16.00 WIB,” terangnya. (*)
Pewarta | : Dody Bayu Prasetyo |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |