TIMES JATIM, KEDIRI – Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menegaskan diri sebagai kampus inklusif dengan meluncurkan Unit Layanan Disabilitas (ULD). Unit yang baru berdiri dua bulan ini menjadi pionir di wilayah Kediri, sekaligus simbol komitmen kampus dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang setara bagi semua kalangan.
Ketua Unit Layanan Disabilitas UNP Kediri, Novi Nitya Santi, S.Pd., M.Si., menuturkan bahwa mulai tahun depan, mahasiswa penyandang disabilitas akan mendapatkan pendampingan penuh dalam proses pendaftaran beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. ULD akan memastikan setiap mahasiswa difabel yang memenuhi syarat benar-benar memperoleh hak beasiswanya.
“Pendaftaran KIP khusus disabilitas akan sepenuhnya kami tangani. Unit layanan disabilitas akan merekomendasikan dan mendampingi mahasiswa sampai beasiswa benar-benar cair,” ujar Novi, Kamis (23/10/2025).
Langkah ini, kata Novi, bukan sekadar administrasi, melainkan bentuk nyata kesetaraan pendidikan. Dengan pendampingan menyeluruh, mahasiswa disabilitas diharapkan memiliki motivasi dan kepercayaan diri yang sama dengan mahasiswa lain.
Novi mengungkapkan, beberapa mahasiswa disabilitas UNP Kediri telah membuktikan diri mampu berprestasi di dunia kerja. Salah satunya bahkan berhasil lolos seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Badan Kepegawaian Daerah Jawa Timur.
“Cerita itu menunjukkan bahwa mahasiswa disabilitas bisa berprestasi luar biasa. Kami ingin mereka semua punya kesempatan yang sama untuk sukses,” ujarnya.
Keberhasilan itu, lanjut Novi, menjadi bukti pentingnya dukungan kampus dalam membangun lingkungan belajar yang inklusif.
UNP Kediri tercatat sebagai kampus pertama di wilayah Karesidenan Kediri yang memiliki Unit Layanan Disabilitas resmi. Program ini juga menjadi bagian dari hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Keberadaan ULD ini menambah nilai plus akreditasi kami dan memperkuat posisi UNP sebagai kampus peduli kesetaraan pendidikan,” jelas Novi.
Selain meningkatkan mutu akreditasi, kehadiran ULD mempererat kerja sama kampus dengan pemerintah daerah dalam mendukung mahasiswa berkebutuhan khusus agar dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Untuk memperkuat kapasitas dosen, UNP Kediri telah menghadirkan Prof. Asep Supena dari Universitas Negeri Jakarta dalam program penyamaan persepsi tentang pendidikan inklusif. Kampus juga berencana membentuk relawan lintas program studi guna mendampingi mahasiswa disabilitas dalam kegiatan akademik.
Saat ini, ULD UNP Kediri tengah melakukan pemetaan mahasiswa disabilitas di semester pertama dan ketiga, mencakup empat kategori utama: fisik, sensorik, mental, dan intelektual. Mayoritas mahasiswa yang terdata masih berasal dari kategori disabilitas fisik.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan dosen agar aktif melaporkan mahasiswa yang membutuhkan layanan khusus,” kata Novi.
Salah satu penerima manfaat ULD adalah Safira (20), mahasiswi Pendidikan Ekonomi asal Tarokan, Kediri. Meski menyandang disabilitas fisik, ia aktif berorganisasi dan kerap menorehkan prestasi sejak SMA.
"Jangan takut mengejar mimpi kuliah di UNP Kediri. Bagi teman-teman disabilitas, kampus ini sangat peduli dan siap mendampingi hingga memperoleh beasiswa KIP,” ujarnya.
Menurut Safira, meski sempat canggung saat awal kuliah. Namun, dukungan dosen dan teman-teman membuatnya cepat beradaptasi.
Keberadaan Unit Layanan Disabilitas (ULD) membuat mahasiswa disabilitas lebih percaya diri karena mendapat pendampingan dan kemudahan akses beasiswa.
Ia berharap semakin banyak penyandang disabilitas berani melanjutkan kuliah. “Keterbatasan bukan penghalang untuk sukses. Yang penting semangat dan percaya diri,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Canda Adisurya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |