TIMES JATIM, YOGYAKARTA – Ketekunan Abdul Razak dalam menempuh studi layak ditiru. Alumni SMA Negeri 1 Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah ini dinobatkan sebagai wisudawan terbaik oleh UPN Veteran Yogyakarta, Sabtu (13/4/2019).
Dia meraih predikat cumlaude karena meraih Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93. Tak hanya itu, pria kelahiran Medan, 29 Januari 1997 silam ini menempuh studi dengan waktu cukup singkat yaitu 3 tahun 5 bulan.
“Prestasi ini hadiah untuk bapak ibu saya yang telah bekerja keras membiaya kuliah saya sampai selesai. Tanpa beliau saya tentu tak dapat seperti ini,” kata Razak kepada TIMES Indonesia, Minggu (14/4/2019).
Razak menceritakan, sebelum kuliah di UPN Veteran Yogyakarta dirinya sempat kuliah di Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Namun, kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Solo kandas alias drop out. Pemicunya karena ia tak mampu membayar kuliah.
“Karena kuliah di PTS jadinya uang kuliahnya mahal, sedangkan gaji saya di bimbel tidak begitu besar. Bapak ibu saya sendiri hanya petani hasilnya tak seberapa. Akhirnya saya putuskan mengundurkan diri,” terang Razak mengisahkan perjalanan studinya..
Karena tekadnya kuliah cukup kuat, Razak pun memutuskan untuk mendaftarkan diri kuliah di Yogyakarta melalui jalur Seleksi Bersama Mandiri Perguruan Tinggi Neger (SBMPTN). Akhirnya, ia diterima di Program Studi Ekonomi Pembangunan UPN Veteran Yogyakarta.
“Pada semester pertama saya justru menjadi mahasiswa reguler. Saya kena Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau uang kuliah per semester Golongan I di angka Rp 500 ribu. Dibanding di swasta biayanya jauh lebih murah,” papar Razak.
Meskipun biaya kuliah lebih ringan, Razak mengaku masih terlalu berat. Sebab, ia harus mengeluarkan biaya sewa kos dan keperluan lainnya selama menjadi mahasiswa.
“Menjelang semester 2 saya mendapat telepon oleh pihak rektorat untuk datang ke kampus membicarakan masalah UKT. Saya gugup, saya takut kalau UKT saya kurang bayar, akhirnya saya meminjam uang tetangga kemudian datang ke kampus,” kenangnya.
Beruntung, pemanggilannya oleh pihak kampus justru membawa kabar gembira. Razak justru ditawari menjadi peserta Program Bidikmisi. Tak hanya kuliah gratis, Razak juga mendapatkan uang saku tiap bulan. “Sampai rumah saya langsung sujud syukur. Orang tua juga sangat senang,” jelas Razak, sorot matanya terlihat berkaca-kaca.
Menjadi peserta program Bidikmisi tak membuatnya berpangku tangan. Diakui Razak, ia tetap menjalani pekerjaannya sebagai mentor bimbel. “Saya kuliah Senin sampai Kamis jam 12 siang. Setelah kuliah saya mengajar menjadi mentor ke Klaten, dan kembali lagi ke Jogja Senin pagi,” terangnya.
Rutinitas itu dilakukan Razak hingga semester 5, selanjutnya ia aktif sebagai asisten dosen hingga lulus kuliah. Tak hanya berprestasi secara akademis, Razak tercatat pernah meraih Juara 3 Lomba Debat Mahasiswa Se Jateng-DIY pada tahun 2016.
Ia aktif di berbagai organisasi kemahasiswan seperti Ketua Redaksi BPPM Kliring dan Kabid Penelitian RED 2017. Atas prestasinya itu Razak menjadi salah satu peserta peraih pengharagaan Karya Cendekia. Sebuah penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa dengan prestasi akademis, lulus dalam waktu singkat, berprestasi di luar kampus, dan aktif di kegiatan organisasi maupun sosial.
“Saya berterima kasih kepada pimpinan, dosen, dan civitas akademika UPN Veteran Yogyakarta yang telah membimbing dan memberikan kesempatan saya untuk maju dan studi di kampus ini,” ungkap Abdul Razak. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sempat Putus Kuliah, Abdul Razak Lulus Cumlaude di UPN Veteran Yogyakarta
Pewarta | : A. Tulung |
Editor | : Faizal R Arief |