TIMES JATIM, MALANG – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Wisuda Periode IV tahun 2024 pada Sabtu (30/11/2024) di Graha Polinema, Malang. Sebanyak 862 wisudawan dari 34 program studi resmi dikukuhkan, termasuk lulusan dari Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Kediri, Lumajang, dan Pamekasan. Acara tersebut menjadi momentum penting bagi Polinema untuk tidak hanya merayakan kelulusan mahasiswa, tetapi juga merefleksikan tantangan dan peluang pendidikan tinggi di Indonesia.
Direktur Polinema, Ir. Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT., dalam pidatonya, menyoroti tiga tantangan strategis yang menjadi perhatian utama dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Ia juga menggarisbawahi upaya Polinema untuk terus berkontribusi dalam menjawab permasalahan tersebut melalui inovasi pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam sambutannya, Direktur Supriatna menjelaskan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan prioritas, yaitu kesenjangan akses, kesenjangan kualitas, dan kesenjangan relevansi.
Terkait dengan kesenjangan akses Supriatna mengungkapkan bahwa angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia masih berada di kisaran 30-40 persen.
"Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak lulusan SMA/SMK sederajat yang belum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan, posisi kita masih di bawah negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Singapura," jelasnya.
Hal tersebut menandakan bahwa upaya peningkatan akses pendidikan tinggi masih perlu menjadi prioritas bersama.
Kemudian terkait dengan kesenjangan kualitas, dengan jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang mencapai 4.356 institusi, terjadi disparitas mutu yang signifikan, baik dari segi kualitas pembelajaran maupun kompetensi tenaga pendidik.
"Jumlah yang besar ini belum sepenuhnya mencerminkan kualitas pendidikan yang merata di seluruh institusi, dan ini menjadi tantangan besar untuk kita semua," tegas Supriatna.
Ketiga adalah soal Kesenjangan Relevansi. Tantangan terakhir adalah kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.
"Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah telah menjadi langkah signifikan untuk menjembatani kesenjangan ini, tetapi masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk memastikan lulusan benar-benar siap bersaing di dunia industri," paparnya.
Dalam pidatonya, Direktur Polinema juga mengungkapkan sejumlah strategi yang telah diterapkan oleh Polinema untuk menjawab tantangan tersebut. "Kami fokus pada peningkatan angka partisipasi pendidikan tinggi, peningkatan mutu pembelajaran, relevansi kurikulum, serta penguatan dosen dan tenaga kependidikan," ujar Supriatna.
Selain itu, Polinema juga berkomitmen untuk memperkuat tata kelola kampus, meningkatkan visi riset dan inovasi, serta memperluas pengabdian kepada masyarakat. "Ini semua adalah pekerjaan besar yang membutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, baik internal maupun eksternal kampus," tambahnya.
Polinema juga terus berupaya mendekatkan pendidikan dengan dunia kerja melalui kolaborasi industri, pengembangan program pelatihan, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Wisuda Periode IV ini menandai tahap akhir dari rangkaian wisuda Polinema sepanjang tahun 2024. Sebelumnya, Polinema telah menyelenggarakan tiga periode wisuda pada Agustus, September, dan Oktober yang melibatkan total 2.479 wisudawan dari 28 program studi. Secara keseluruhan, Polinema tahun ini telah meluluskan lebih dari 3.300 mahasiswa dari berbagai program studi yang tersebar di kampus utama maupun PSDKU.
"Momentum wisuda ini tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi para lulusan dan keluarga, tetapi juga menjadi ajang untuk merefleksikan hasil kerja keras kami dalam mencetak sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja," kata Supriatna.
Kepada para wisudawan, Direktur Polinema berpesan agar mereka dapat terus belajar dan berinovasi meskipun telah menyelesaikan pendidikan formal. "Kompleksnya tantangan dunia kerja saat ini membutuhkan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi yang solid. Saya harap Saudara-saudara bisa membawa nama baik Polinema dan berkontribusi nyata untuk bangsa," pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya peran wisudawan sebagai duta Polinema untuk mencerminkan kualitas pendidikan yang telah mereka terima. "Kita semua bertanggung jawab atas masa depan pendidikan tinggi di Indonesia, dan lulusan Polinema harus menjadi contoh positif dalam dunia kerja dan masyarakat," tutupnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wisuda Periode IV, Direktur 2024 Polinema Soroti Tiga Tantangan Pendidikan Tinggi
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |