TIMES JATIM, PACITAN – Setiap Selasa dan Jumat pagi, sebelum bel pertama berbunyi, suasana berbeda terasa di SMPN 4 Bandar Satu Atap Kabupaten Pacitan. Para siswa datang lebih awal, berkumpul, lalu memulai hari dengan sholat Dhuha berjamaah, dzikir pagi, pembacaan Asmaul Husna, dan sholawat Nabi.
Program yang dikenal sebagai Jam Ke-0 ini sengaja ditempatkan sebelum pelajaran dimulai. Tujuannya sederhana: menyiapkan mental dan batin siswa sebelum mereka masuk ke kelas dan menerima pelajaran akademik.
Khusus hari Jumat, kegiatan ditambah dengan hafalan surat-surat pendek Juz Amma secara bersama-sama. Hafalan ini diarahkan agar siswa tidak hanya bisa membaca Al-Qur’an, tetapi juga terbiasa mengingat dan mengamalkannya dalam sholat sehari-hari.

Guru pendamping kegiatan, Sihafuddin, menilai Jam Ke-0 memberi dampak nyata pada kebiasaan siswa. Menurutnya, perubahan paling terlihat adalah soal disiplin waktu.
“Anak-anak jadi terbiasa datang lebih awal. Mereka belajar menghargai waktu dan memulai hari dengan niat yang baik. Dampaknya terasa sampai ke kelas,” ujarnya.
Hal senada disampaikan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Nova Nurvitasari. Ia menjelaskan bahwa dzikir, Asmaul Husna, dan hafalan surat pendek bukan sekadar rutinitas, melainkan sarana menyiapkan kondisi batin siswa.
“Kami ingin hati mereka lebih tenang dan fokus. Dzikir dan hafalan ini seperti nutrisi rohani agar mereka siap menerima ilmu,” kata Nova.
Dalam jangka panjang, Jam Ke-0 dirancang sebagai bekal pembentukan karakter. Sekolah berharap nilai-nilai disiplin, ketenangan, dan kecintaan pada Al-Qur’an bisa melekat pada diri siswa, tidak hanya selama bersekolah, tetapi juga ketika mereka terjun ke masyarakat.
Itulah cara SMPN 4 Bandar Satu Atap Pacitan menumbuhkan pendidikan karakter siswa dengan langkah yang sederhana namun bermakna. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |