https://jatim.times.co.id/
Opini

Sarjana Tak Boleh Menyerah

Kamis, 24 Juli 2025 - 19:21
Sarjana Tak Boleh Menyerah Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya, dan Direktur Utama PT Riset Manajemen Indonesia.

TIMES JATIM, SURABAYA – Isu pengangguran sarjana kembali menjadi sorotan berbagai media nasional. Menyebutkan bahwa lebih dari satu juta lulusan pendidikan tinggi belum terserap maksimal di dunia kerja. 

Fenomena ini sebagai sinyal darurat ketenagakerjaan kalangan terdidik. Fakta ini menyentak kesadaran kita semua: mengapa gelar akademik tak lagi otomatis menjadi paspor menuju masa depan cerah?

Jawabannya tidak sesederhana anggapan umum. Dunia kerja hari ini tidak hanya mencari ijazah, tetapi juga keterampilan riil, kemampuan adaptasi, dan sikap mental yang produktif. 

Di tengah perubahan besar dalam lanskap ekonomi digital dan disrupsi teknologi, kita tak bisa terus bertahan dengan pola lama. Kita memerlukan strategi baru: pendekatan yang lebih personal, aktif, dan berbasis inisiatif.

Strategi baru mengatasi pengangguran sarjana menuntut perubahan cara berpikir, dari pasif menjadi aktif, dari menunggu menjadi mencipta. Langkah awalnya adalah membentuk entrepreneurial mindset, yaitu pola pikir yang mandiri, inovatif, dan pantang menyerah. 

McGrath dan MacMillan (2000) menyebut entrepreneurial mindset sebagai “a way of thinking and acting that focuses on opportunities, innovation, and creating value despite limited resources.” 

Tiga karakter utamanya adalah berpikir berbasis peluang (opportunity-focused thinking), mampu mengelola risiko secara terukur (risk management), dan terus belajar dari pengalaman nyata (proactive learning). 

Ini sejalan dengan realitas bahwa pembelajaran sejati tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di luar ruang formal; di tengah komunitas, dunia kerja, dan proyek sosial yang digagas sendiri oleh mahasiswa.

Lebih dari itu, tantangan dunia kerja saat ini juga menuntut employability skills yang kuat. Yorke dan Knight (2004) merumuskan kerangka USEM Model, yaitu Understanding (pemahaman konseptual), Skills (keterampilan praktis), Efficacy Beliefs (keyakinan diri akan mampu berkontribusi), dan Metacognition (kesadaran reflektif atas proses belajar). 

Model ini mendukung pandangan bahwa gelar saja tidak cukup; seorang sarjana perlu memiliki daya adaptasi, ketangguhan mental, dan kesiapan berkontribusi di berbagai bidang. Maka, setiap aktivitas, baik magang, organisasi, maupun proyek independen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembentukan nilai diri.

Semangat ini sejatinya sudah lama digaungkan oleh para tokoh sufi besar. Jalaluddin Rumi berkata, “Kamu lahir dengan potensi. Kamu lahir dengan kebaikan dan kepercayaan. Kamu lahir dengan cita-cita dan impian. Jangan sia-siakan kekuatan itu.” 

Ini mengandung makna bahwa setiap individu memiliki potensi fitrah untuk tumbuh, memberi makna, dan berkarya, meski dari hal-hal kecil yang sederhana. Sementara itu, Imam Al-Ghazali mengingatkan kepa kita, “bahwa Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan.” 

Maka, membentuk entrepreneurial mindset dan membangun keterampilan kerja bukan sekadar strategi pragmatis, tetapi juga wujud dari integritas spiritual: mengamalkan ilmu sebagai tanggung jawab moral dan sosial.

Pendidikan tinggi sejatinya sudah banyak melakukan terobosan. Dari kampuslah banyak nilai dan nalar kritis bertumbuh. Maka, mari kita jadikan kampus sebagai ruang pembaruan, tempat menumbuhkan orientasi praktis, kolaboratif, dan kontekstual dengan realitas. Mahasiswa dan dosen bisa bersama-sama membentuk iklim belajar yang memberdayakan.

Terakhir, yang dibutuhkan para sarjana hari ini bukan stigma, tetapi ruang bertumbuh; tempat harapan dan kolaborasi menemukan bentuknya. Kita doakan, kita dukung, dan kita kuatkan. 

Bukankah Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang terus belajar? Bukankah setiap langkah kecil menuju kemandirian adalah bentuk ibadah dan jihad intelektual?

***

*) Oleh : Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya, dan Direktur Utama PT Riset Manajemen Indonesia.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.