TIMES JATIM, JEMBER – Presiden pertama yang sekaligus founding father bangsa Indonesia Ir. Soekarno pernah berucap pada acara peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961 'Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah'.
Jadi, perlu digaris bawahi sejarah adalah suatu hal yang penting bagi perjalanan hidup manusia karena sejarah ada karena manusia yang menciptakannya. Oleh karena itu, kesadaran sejarah merupakan kebutuhan mendesak bagi bangsa Indonesia terutama bagi generasi muda. Melalui pemahaman sejarah, akan muncul narasi dalam bentuk kesadaran bahwa sejarahlah yang membentuk kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang.
Sudah sewajarnya kita terus memperkuat diri dengan kesadaran perlunya menghargai, menghormati dan meneladani tokoh bangsa yang pernah berjasa di masa lalu. Namun, dalam realitasnya generasi muda di era global saat ini berpikir sangat realistis, sedangkan sejarah adalah peristiwa masa lalu, yang mereka pikir sudah lewat dan berakhir. Namun sejarah juga menggambarkan masa lalu suatu bangsa, dan itu terkait dengan apa yang telah dicapai, kemenangan, atau kemunduran.
Menurut Drs. Muhammad Sungaidi, M.A., implementasi yang harus dibangun generasi milenial saat ini yakni dapat berdialog duduk bersama mendengarkan suara hatinya dan membimbing mereka untuk maju, serta mengambil inisiatif dan kolaborasi wujudkan janji dan mimpi kemerdekaan. Posisi dan kedudukan generasi muda saat ini sangat krusial karena di tangan mereka masa depan bangsa dipikul.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Nasional penduduk Indonesia didominasi usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah mencapai 191,08 juta jiwa (70,72%). Hal itu menandakan bahwa kita sedang memasuki periode terbaik bonus demografi dan melimpahnya penduduk usia produktif tentu harus dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Agar kesadaran sejarah generasi muda tumbuh lebih tinggi lagi maka perlu dilakukan pendekatan secara persuasif. Dalam artian, kesadaran ini harus digaungkan dengan gaya anak muda masa kini sehingga nantinya sejarah bukan hal yang kuno lagi bagi mereka melainkan sudah menjadi lifestyle sehari-hari.
Menanamkan kesadaran sejarah bagi generasi muda lebih dari sekedar bualan belaka. Sistem ini harus dimulai dari hulu ke hilir yaitu input yang akan menjadi guru sejarah, proses pendidikan mereka, kurikulum, maupun sistem evaluasi yang tepat agar kedepannya citra pelajaran sejarah yang membosankan bisa pudar dari seiring berjalannya waktu.
Menurut penulis pribadi, salah satu cara yang efektif dalam membangun kesadaran sejarah bagi generasi muda yakni dengan media sosial. We Are Sosial mengungkapkan bahwa Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022 dan didominasi oleh generasi muda. Mau tidak mau, suka tidak suka pengembangan keterampilan digital pada Generasi Z atau Generasi Milenial merupakan suatu keharusan.
Secara mendasar era Society 5.0 memiliki konsep penting yang berpusat pada manusia dengan berbasis teknologi maka dari itu dalam hal membangun kesadaran sejarah bagi generasi muda harus melibatkan teknologi yang relevan dengan anak muda masa kini. Media sosial merupakan sarana yang tepat untuk mendapatkan informasi, bersosialisasi, serta sebagai wadah untuk menunjukkan aktualiasasi diri.
Sebagai contoh platform Instagram dan TikTok harus memuat banyak konten-konten yang berbau sejarah, perjuangan tokoh, isu heroik, dan semacamnya agar generasi muda bisa menginternaslisasi hal-hal positif dari suatu kejadian sejarah ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, pihak Pemerintah, LSM, Swasta dan Sejarawan, Pendidik, maupun masyarakat secara umum harus bisa bersinergi dalam bahu-membahu membangun kesadaran sejarah bagi generasi muda.
***
*) Oleh: M. Al Qautsar Pratama, M.Hum, Dosen Sejarah Islam UIN KHAS Jember.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Membangun Kesadaran Sejarah Generasi Muda di Era Society 5.0
Pewarta | : |
Editor | : Ronny Wicaksono |