TIMES JATIM, MALANG – Aksi demo ricuh di Kota Malang, pada 29 Agustus 2025 hingga 30 Agustus 2025 lalu meninggalkan kerusakan besar pada fasilitas kepolisian. Sedikitnya 22 pos polisi rusak dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp3,8 miliar.

Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsuddin mengatakan, pos polisi di kawasan Alun-Alun dan Sarinah menjadi yang paling parah terdampak. Kerusakan di lokasi itu meliputi videotron dan server E-TLE yang nilainya cukup tinggi.

“Kerusakan paling banyak di pos polisi Alun-Alun, karena ada videotron dan server E-TLE yang rusak. Itu yang membuat nilai kerugian cukup besar,” ujar Oskar, Sabtu (27/9/2025).

Ia mengungkapkan, awalnya kerugian diperkirakan sekitar Rp2 miliar. Namun, setelah dilakukan inventarisasi lebih lanjut, jumlahnya melonjak hingga Rp3,8 miliar. Kerugian juga mencakup kerusakan pada sejumlah kendaraan dinas kepolisian.

“Untuk kendaraan Polri memang ada yang rusak, tetapi masih bisa diperbaiki. Tidak ada yang dibakar. Justru kendaraan yang dibakar adalah milik warga, korban kecelakaan lalu lintas yang saat itu sedang diamankan,” ungkapnya.

Oskar menambahkan, pihaknya telah mengajukan permohonan perbaikan fasilitas kepada Pemkot Malang. Sejumlah perbaikan, terutama untuk kerusakan ringan seperti kaca pecah, sudah mulai dikerjakan baik di pos polisi maupun bangunan milik Pemkot.

“Perbaikan pos-pos yang rusak sudah berjalan. Untuk kerusakan ringan, seperti kaca, sudah mulai diperbaiki,” katanya.

Terkait kemungkinan adanya pihak yang menggerakkan massa dalam aksi tersebut, Oskar menegaskan penyelidikan masih berlangsung. Saat ini, kepolisian fokus mendalami peran 17 orang yang telah diamankan.

“Soal ada atau tidaknya pihak yang menggerakkan, itu masih kami dalami,” pungkasnya.(*)