TIMES JATIM, JOMBANG – Kecamatan Wonosalam memang terkenal sebagai penghasil durian terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Kecamatan yang terletak dilereng Gunung Anjasmoro itu dengan udara yang sejuk memang cocok untuk membudidayakan segala jenis durian.
Tak heran jika lereng Gunung Anjasmoro tersebut dapat ditumbuhi berbagai jenis durian seperti durian lokal, durian bido, durian montong, durian limas dan jenis lainnya.
Dedik Arya Permana Petani Durian saat memanen durian di kebun miliknya di Dusun Sumber, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Minggu (5/2/2023). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Nah, di Kecamatan paling ujung selatan kota santri ini memang terkenal dengan durian Bido yang mempunyai cita rasa manis pahit legit yang banyak diburu oleh para pecinta durian.
Durian Simas tak banyak kandungan alkoholnya
Namun, tak kalah dengan jenis durian lainnya, ada Durian Simas juga mempunyai ciri khas yang unik yakni mempunyai warna orange yang pekat. Warna yang menggoda bagi siapa saja yang melihatnya.
Selain mempunyai warna yang menggoda, Durian Simas Wonosalam juga dipercaya baik untuk kesehatan. Sebab, tidak banyak mengandung banyak alkohol sehingga bagus untuk dikonsumsi untuk ibu hamil, penderita diabetes dan kolesterol.
"Durian Simas ini unik, dari warnanya saja orang akan tergoda. Soal rasa tentu juga berbeda kalau ini hanya manis saja. Namun, durian jenis ini paling aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan penderita diabetes dan kolesterol," kata Dedik Arya Permana (27) kepada TIMES Indonesia, Minggu (5/2/2023).
Petani Durian yang tinggal di Dusun Sumber, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang menerangkan, tak beda jauh dengan jenis durian pada umumnya.
Namun, jika diperhatikan dengan lebih detail bentuknya lebih lonjong memanjang dibanding jenis durian lokal. Memiliki warna buah orange pekat dan kulit durian cenderung coklat kekuningan.
Menikmati Durian Simas Wonosalam langsung dari pohonnya. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
"Yang paling mencolok durian simas memiliki warna orange. Ini yang membuat para pecinta durian tergoda dan bikin ngiler," terangnya.
Bahkan ada yang sampai kemerahan, mirip seperti warna nangka matang. Tekstur buahnya juga cukup tebal. Durian Simas tak terlalu manis, cenderung hambar, buahnya kering, dan baunya tak begitu menyengat. Bagi pecinta durian, Simas hanya menarik warnanya yang mencolok, tapi sama sekali tak nikmat saat dimakan.
"Tidak seperti durian biasanya yang nikmat dimakan saat matang di pohon. Namun, lebih nikmat jika didiamkan terlebih dahulu," paparnya pemuda lulusan STIT UW Jombang tersebut.
Meski jarang peminat, harga Durian Simas lebih mahal dibanding durian lokal yang rasanya lebih manis. Durian Simas dijual paling murah dengan harga Rp 65-80 ribu per biji. Sedangkan durian lokal paling murah Rp 35-45 ribu per biji.
Lahir dari seorang petani Durian, dalam satu bulan Dedik bisa memperoleh untung hingga puluhan juta rupiah dari hasil jualan durian. "Alhamdulillah, hasil dari kebun sendiri dan nebas ke kebun tetangga. Perbulan bisa memperoleh untung kisaran 5-10 juta," terang Dedik.(*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Faizal R Arief |