https://jatim.times.co.id/
Gaya Hidup

Kartini Inspiration 2025, Wadah Ekspresi Musik Kartini Muda di Hari Jadi Kota Malang

Minggu, 27 April 2025 - 21:15
Kartini Inspiration 2025, Wadah Ekspresi Musik Kartini Muda di Hari Jadi Kota Malang Antusiasme penonton dan para juri mewarnai Festival Bernyanyi 'Kartini Inspiration' di Malang Town Square, dalam rangka menyambut HUT Kota Malang ke-111 dan memperingati Hari Kartini. (Foto: Cindy Audylia Herawati/Times Indonesia).

TIMES JATIM, MALANG – Semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk kebebasan berekspresi dan kemajuan perempuan hidup kembali dalam 'Kartini Inspiration 2025', ajang lomba menyanyi yang digelar di Malang Town Square (MATOS) Kota Malang,

Dengan konsep lomba menyanyi lagu berbahasa Indonesia, acara yang menjadi bagian dari perayaan Hari Kartini sekaligus memperingati Hari Jadi Kota Malang ke-111 ini sukses menghadirkan energi positif, keberanian, dan kreativitas generasi muda.

Ketua pelaksana acara, Kinan, menjelaskan bahwa pemilihan nama 'Kartini Inspiration' bukan sekadar simbolis.

"Kami berharap semangat juang Ibu Kartini dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk berani berkarya dan mengejar impian mereka. Bertepatan dengan hari bersejarah bagi perempuan Indonesia dan ulang tahun Kota Malang, acara ini kami persembahkan untuk memperkuat rasa cinta pada budaya sendiri," ujarnya.

Salah satu syarat unik dalam lomba ini adalah kewajiban membawakan lagu berbahasa Indonesia atau bahasa daerah.

Kartini-Inspiration.jpgPenampilan penuh percaya diri dari peserta kategori junior di ajang 'Kartini Inspiration', membawa semangat Kartini bagi generasi muda. (Foto: Cindy Audylia Herawati/TIMES Indonesia)

Kinan menyebutkan bahwa langkah ini diambil karena saat ini, dengan kemajuan teknologi, anak-anak cenderung lebih akrab dengan lagu-lagu berbahasa asing.

"Kami ingin mengajak mereka untuk kembali mencintai bahasa ibu mereka, mengenal lebih banyak lagu dalam bahasa Indonesia atau daerah," tambahnya.

Selain itu, dalam aturan perlombaan, lagu bergenre dangdut tidak diperbolehkan dibawakan, menyesuaikan dengan syarat ketentuan dari Malang Town Square. Namun, lagu-lagu Jawa atau campursari tetap diizinkan dengan catatan tidak bercorak dangdut.

Lomba ini dibagi menjadi dua kategori besar: Junior dan Senior, yang dipilih sendiri oleh peserta berdasarkan tingkat kepercayaan dan kemampuan mereka.  

Kategori Junior dibagi lagi menjadi:

  • Junior A: usia 4–8 tahun
  • Junior B: usia 9–13 tahun
  • Junior C: usia 14–20 tahun

Setiap kategori Junior akan memilih 6 pemenang, terdiri dari juara 1, 2, 3 serta harapan 1, 2, dan 3. Menariknya, semua peserta Junior tetap mendapatkan trofi dan sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas keberanian mereka tampil di atas panggung.

Sedangkan kategori Senior terbagi menjadi:

  • Senior A: maksimal usia 11 tahun
  • Senior B: usia 12–20 tahun

Kategori Senior ini juga memperebutkan enam gelar juara, dengan tambahan hadiah berupa uang tunai, selain tropi, sertifikat, dan goodie bag.

Selain penghargaan utama, panitia juga menyiapkan penghargaan Best Perform bagi peserta yang mengikuti dua kategori sekaligus, baik kombinasi Junior-Senior maupun Senior-Senior.

Dresscode menjadi aspek penting yang diperhatikan dalam lomba ini. Panitia memberikan kebebasan kepada peserta untuk memilih kostum mereka sendiri, asalkan tetap nyaman dan sesuai dengan lagu yang dibawakan.  

"Kami mengutamakan kenyamanan peserta, terutama karena banyak peserta anak-anak yang mungkin tidak nyaman dengan pakaian yang terlalu ribet. Yang penting, kostum mereka mampu merepresentasikan karakter lagu serta meningkatkan kepercayaan diri saat tampil," jelas Kinan.

Sebelum bernyanyi, MC berusaha mengajak peserta berbincang santai di panggung untuk mengurangi rasa gugup. Hal ini menjadi bagian dari upaya panitia agar peserta tidak hanya tampil maksimal secara vokal, tetapi juga mampu membawakan lagu dengan penghayatan penuh.

Acara ini menghadirkan dua juri berpengalaman, yakni Kak Asa Andiran dan Kak Cornel, yang tidak hanya menilai kualitas vokal, tetapi juga ekspresi dan penjiwaan peserta dalam membawakan lagu.  

Menurut Kak Cornel, "Lagu merupakan media ekspresi. Dalam menyanyi, bukan hanya nada yang penting, tetapi bagaimana kita mampu menyampaikan rasa dari lagu itu kepada pendengar."

Kriteria penilaian lomba ini tidak hanya fokus pada teknik bernyanyi, tetapi juga interpretasi lagu, penguasaan panggung, ekspresi wajah, dan tentunya, kesesuaian kostum.

Lebih dari Sekadar Kompetisi

Dalam sambutannya, Kinan menekankan bahwa Kartini Inspiration 2025 bukan hanya ajang untuk mencari pemenang, tetapi lebih kepada membuka ruang baru bagi anak-anak muda Malang dan sekitarnya untuk berani tampil, belajar, dan mengasah potensi diri.  

"Tanpa adanya wadah, anak-anak akan kesulitan melangkah maju. Melalui acara ini, kami berharap bisa memberikan peluang bagi mereka untuk berkembang, menemukan jati diri, dan tentunya mencintai budaya lokal kita sendiri," ujarnya.

Dengan antusiasme peserta dan dukungan dari berbagai pihak, Kartini Inspiration 2025 sukses menjadi bukti nyata bahwa semangat Kartini masih hidup dan terus tumbuh dalam diri generasi muda Indonesia. (*)

Pewarta : Arli Ochaputri Hartono (Magang MBKM)
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.