TIMES JATIM, BONDOWOSO – Suasana haru menyelimuti acara lepas pisah Kapolsek Pakem, Polres Bondowoso, Iptu Harri Putra Makmur. Tangis pecah dari anak-anak, ibu-ibu, hingga warga sekitar yang tak kuasa menahan air mata saat polisi muda itu resmi berpindah tugas sebagai Ps Kapolsek Dungkek, Polres Sumenep, Polda Jawa Timur.
Iptu Harri, lulusan cumlaude Akpol 2019 yang juga masuk 10 besar terbaik, selama satu tahun enam bulan menjabat sebagai Kapolsek Pakem dikenal luas sebagai sosok yang humanis, inovatif, dan dekat dengan masyarakat. Serah terima jabatan berlangsung pada Rabu (21/5/2025) di Mapolres Bondowoso.
Sejak awal penugasannya pada Desember 2024, Iptu Harri langsung mencuri perhatian. Dia datang ke Polsek Pakem pada malam hari dan mendapati kondisi kantor yang gelap.
“Polsek ini ujung tombak keamanan. Kalau gelap, bagaimana masyarakat bisa nyaman?” kenangnya, Kamis (22/5/2025).
Tak butuh waktu lama, ia membenahi tata ruang Polsek. Kantor yang semula tak tertata berubah menjadi tempat yang bersih, rapi, dan hidup. Lebih dari sekadar institusi penegak hukum, Polsek Pakem di tangan Iptu Harri menjadi pusat edukasi dan pembinaan karakter.
Salah satu warisan paling membekas dari Iptu Harri adalah berdirinya TPQ Presisi, program pendidikan Alquran dan karakter anak-anak di lingkungan Polsek. Ia membangun musala dan menggandeng para ustaz setempat untuk membina para santri. Anak-anak tidak hanya belajar mengaji di musala, tetapi juga di gazebo terbuka yang menyerupai langgar, menciptakan suasana religius khas masa lalu.
“Dulu hanya dua anak yang ikut mengaji. Sekarang ada 50 santri yang setiap sore datang ke Polsek,” ujarnya.
Tak hanya membina iman dan karakter, TPQ Presisi juga bertujuan untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif seperti judi online dan kecanduan media sosial.
“Kamtibmas masa depan harus dimulai dari sekarang. Anak-anak ini yang akan menjaga lingkungan kita nanti,” tegasnya.
Hubungan emosional antara warga Pakem dan Iptu Harri dibangun dari berbagai inovasi sosial yang dilakukannya. Saat masa Pemilu, ia turun langsung ke masyarakat untuk menyosialisasikan pentingnya memilih, dengan pendekatan budaya lokal menggunakan musik tradisional Rojengan.
Ketika bencana datang, ia tak tinggal diam. Iptu Harri aktif membantu warga dan bahkan menciptakan platform digital pemantau cuaca berbasis AI yang bisa diakses masyarakat. Inovasi ini memudahkan langkah mitigasi dan mengefektifkan respons cepat anggota Polsek.
Tak hanya itu, ia juga berhasil menekan angka kriminalitas di wilayah Pakem, yang dikenal rawan pencurian sapi. Di awal penugasannya, ia langsung mengungkap pelaku dan setelah itu, kasus serupa tak pernah terjadi lagi.
Bagi anak-anak, Polsek bukan lagi tempat yang menakutkan. Mereka bermain, belajar, dan mengaji di sana.
“Anak-anak tidak takut polisi lagi. Bahkan siang hari sepulang sekolah, mereka langsung main ke Polsek,” tutur perwira muda yang pernah mendapat penghargaan Ati Tangkas dari Kapolri dan penghargaan Polda Sulsel ini.
Kepergiannya dari Pakem disambut haru oleh para santri, wali murid, ustaz, dan masyarakat umum.
“Saya juga kaget melihat mereka menangis di acara perpisahan. Ternyata kedekatan ini begitu dalam,” ungkapnya.
Meski telah resmi bertugas di tempat baru, Iptu Harri memastikan komunikasi dengan warga Pakem tetap terbuka. Ia pun berkomitmen untuk mengembangkan program TPQ Presisi di tempat tugas selanjutnya.
“Nomor saya tetap bisa dihubungi. Jika ada yang ingin melanjutkan program, silakan komunikasi langsung. Di mana pun saya bertugas, program ini akan saya bawa,” tutupnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tangis Warga Iringi Perpisahan Kapolsek Pakem Iptu Harri, Polisi Inovatif yang Sulap Polsek Jadi TPQ
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |