TIMES JATIM, PEKANBARU – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggerakkan percepatan tanam sebagai langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Salah satu upaya nyata diwujudkan melalui penguatan Brigade Pangan (BP) yang menjadi ujung tombak modernisasi pertanian di daerah.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Brigade Pangan merupakan kekuatan lapangan yang harus mampu mengelola dan mengoptimalkan lahan secara profesional, modern, dan berorientasi hasil.
“Brigade Pangan akan menjadi ujung tombak dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional, dan terampil. Mereka harus menjadi motor penggerak bagi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Menurut Amran, kehadiran Brigade Pangan juga menjadi wadah keterlibatan generasi muda dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan penerapan teknologi modern dan manajemen usaha tani yang efisien, produktivitas pertanian diyakini akan meningkat dan mendukung terwujudnya swasembada pangan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menegaskan pentingnya sinergi antara petani, penyuluh, dan tenaga teknis di lapangan dalam mendukung peran Brigade Pangan.
“Brigade Pangan adalah ujung tombak lapangan. Oleh karena itu, data harus sinkron, strategi harus jelas, dan pengawalan harus berkelanjutan agar produktivitas benar-benar meningkat,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan tanam dan penguatan Brigade Pangan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, yang juga bertugas sebagai Penanggung Jawab (PJ) Brigade Pangan Provinsi Riau, menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Brigade Pangan Tahun 2025 di Provinsi Riau.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 20–21 Oktober 2025, bertempat di Aula UPT Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Provinsi Riau. Sebanyak 16 Brigade Pangan dengan total 46 peserta mengikuti kegiatan ini.
Wakil Direktur I Polbangtan Malang, Ugik Romadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa percepatan tanam bukan sekadar upaya memenuhi target produksi, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
“Kita memang sedang diminta melakukan percepatan tanam. Jika sebelumnya kegiatan tanam dilakukan pada 2 periode, kini dipercepat agar target Indeks Pertanaman (IP) 300 bisa tercapai. Melalui kegiatan ini, kita dapat berbagi pengalaman dan mendiskusikan kendala di lapangan, terutama dalam percepatan tanam di lahan rawa,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Menambahkan hal tersebut, Kepala BRMP, Agus Wahyana Anggara, menjelaskan bahwa percepatan tanam juga menuntut perubahan pola pikir petani milenial.
“Mindset petani harus bergeser. Jika sebelumnya hanya terbiasa menanam dua kali dalam setahun, kini harus mampu tiga kali. Karena itu, kalender tanam pun perlu disesuaikan agar lahan dapat dioptimalkan tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem. Perubahan pola pikir ini menjadi kunci dalam mendukung peningkatan produktivitas nasional,” ujarnya.
Dalam paparannya, Agus juga menyampaikan berbagai inovasi percepatan tanam padi di Provinsi Riau, mulai dari pengaturan pola tanam berbasis kalender tanam baru, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara terpadu, hingga optimalisasi lahan rawa melalui teknologi pengairan dan penggunaan varietas unggul berumur genjah.
Upaya tersebut diharapkan mampu mempercepat proses tanam dan mendukung pencapaian target Indeks Pertanaman (IP) 300 di wilayah tersebut.
Selain membahas inovasi percepatan tanam, para peserta juga dibekali berbagai materi teknis, antara lain: Pengelolaan Terpadu Tanaman Padi oleh Widyaiswara dari UPT Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Provinsi Riau, Cuaca dan Iklim Padi oleh Dosen Polbangtan Malang Ferdianto Budi Samudera, dan Sistem Pengairan Padi Sawah oleh Dosen Polbangtan Malang Suryaman Sule.
Melalui pelaksanaan Bimtek ini, para anggota Brigade Pangan tidak hanya mendapatkan penguatan teknis dan manajerial, tetapi juga pembentukan semangat kolaboratif dalam mendukung program percepatan tanam. Materi yang diberikan membekali peserta dengan kemampuan adaptif terhadap perubahan iklim, manajemen pengairan, hingga pengelolaan tanaman padi yang efisien dan berkelanjutan. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |