https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Belajar dari Kegagalan, Pria di Pacitan Sukses Jual Kambing Tembus Dunia

Senin, 19 Juni 2023 - 10:01
Belajar dari Kegagalan, Pria di Pacitan Sukses Jual Kambing Tembus Dunia Sofingi blantik asal Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan kini sukses jual kambing tembus dunia. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Belajar dari kegagalan dan terus bangkit. Itulah yang dialami seorang pria di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur bernama Sofingi yang kini sukses berjualan kambing hingga tembus dunia. 

Pria berusia 55 tahun ini dulunya bekerja karyawan pada sebuah perusahaan elektronik di Pulau Kalimantan. Krisis moneter tepatnya 1999 silam membuat perusahaan tempatnya bekerja mengalami bangkrut sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Usai dipecat oleh perusahaan, Sofingi memutuskan pulang kampung. Namun ia tidak menyerah begitu saja. Dengan modal seadanya lalu beralih profesi menjual kambing. 

Seiring waktu berjalan, usaha yang dirintis Sofingi mulai ada kemajuan. Step by step ia jalani dengan penuh kesabaran. Bermodalkan kejujuran saat berjualan nampaknya membuat orang lain menaruh kepercayaan. 

Atas kelihaiannya berjualan kambing, kini pria yang disapa akrab Pingi itu mampu meraup untung hingga ratusan juta rupiah per bulan. Keuntungan tersebut mampu menopang biaya hidup dan kebutuhan sehari-sehari bersama keluarganya. 

Sofingi mengungkapkan, pengalaman saat bagaimana memasarkan kambing miliknya kepada bos-bos besar luar daerah, seperti Kota Semarang Jateng, DKI Jakarta, Batam, Kepulauan Riau bahkan Singapura. 

Banyaknya permintaan kambing tersebut merupakan angin segar bagi Sofingi untuk lebih semangat menggeluti usaha. Terbukti, tak sampai sebulan ratusan ekor kambing mampu terjual. 

"Jadi bos bos besar, seratus persen belanjanya dipercayakan sama saya. Mereka ke sini cuma ambil kambing, totalan terus pulang. Beberapa malam lalu beli 36 ekor, besoknya 46 ekor. Nah, tugas saya memastikan ketersediaan stok," katanya, Senin (19/6/2023). 

Namun demikian, menjual kambing keluar daerah bukan berarti tidak beresiko. Pasalnya, perjalanan jauh sangat rawan terjangkit penyakit tertentu. Tak jarang hingga menyebabkan kematian.

Guna mengantisipasi kerugian yang lebih besar, Pingi pun berupaya memutar otak. Tak lupa selalu memberikan vitamin dan obat pada kambing baru sebelum dipelihara di dalam kandang. 

"Syaratnya, ketika kambing datang harus disuntik vitamin, dan diberikan obat. Kalau itu sudah dilakukan kemungkinan resiko mati di perjalanan kecil," terangnya. 

Tetap Semangat di Tengah Ketatnya Persaingan

Kambing-2.jpgKambing milik Sofingi selalu siap memenuhi kebutuhan konsumen maupun pembeli setiap waktu. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

Layaknya pedagang pada umumnya, usai beraktivitas di pasar hewan, Sofingi kembali merawat kambing dengan sepenuh hati. Dengan keyakinan, kambingnya banyak pembeli. Hal ini rupanya untuk mengimbangi kerasnya persaingan antar pedagang lainnya. Terlebih mendekati Idul Adha 1444 Hijriah. 

"Kalau mengandalkan stok di pasar hewan tidak mencukupi, karena semua bakul dari luar itu juga datang kesini. Lha, ini tadi saya juga cuman dapat 5 biasanya saya dapat 15 ekor," ujarnya. 

Sejauh ini, Pingi dibantu oleh orang-orang kepercayaan yang ahli di bidangnya demi memenuhi kebutuhan pakan hingga ketersediaan stok per minggu. 

Pemasarannya pun dilakukan melalui jejaring. Misalnya, menginformasikan kepada para petani yang berkenan untuk menjual kambingnya.

"Andalan marketing kami, menanam orang di setiap desa. Misalnya Purworejo tidak ada yang jual kambing, oh mungkin di Banjarejo ada," imbuhnya. 

Menurut Pingi, momentum Idul Adha ini justru tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualannya. Toh, pada hari biasa pun ia harus tetap mengisi kandangnya 40an ekor kambing per minggu bahkan bisa lebih menyesuaikan kebutuhan pasar.

"Penjualan tidak ada momennya, entah Idul Adha atau tidak, yang jelas jatahnya satu minggu sekali minimal 40 ekor. Apalagi kalau tuntutan kebutuhannya banyak, kadang satu minggu juga sampai dua kali stok," jelasnya. 

Sebagai informasi, harga jual kambing milik Sofingi terbilang masih cukup terjangkau. Harga kambing kacang jantan berukuran sedang dibanderol Rp2,5-Rp3 juta per ekor. Sedangkan jenis super ukuran besar harganya mencapai Rp4-5 juta per ekor.

Demikianlah kisah Sofingi pedagang kambing di Kabupaten Pacitan yang tetap semangat dan bangkit. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kegagalan menuju kesuksesan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.