TIMES JATIM, MALANG – Penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran kini mulai mendominasi berbagai sektor bisnis, salah satunya Food and Beverage (FnB). Dari catatan Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Malang, transaksi digital di wilayah Kota Malang, tahun 2025 ini naik 50 persen.

Kepala Deputi KPwBI Malang, Dedi Prasetyo mengatakan, volume transaksi QRIS di Kota Malang secara akumulatif di Triwulan 1 2025 ini berjumlah 18,2 juta transaksi dengan nominal Rp1,6 triliun.

“Angka ini naik 50 persen lebih dibandingkan tahun 2024 pada triwulan 1, sebanyak 8,4 juta dengan nominal Rp765,6 juta,” ujar Dedi, Minggu (25/5/2025).

Ia mengungkapkan, peningkatan transaksi QRIS tersebut tidak terlepas dari semakin tingginya akseptansi digital di masyarakat Kota Malang dan semakin banyaknya pelaku usaha yg menjadi merchant QRIS. 

Ia mencatat, saat ini jumlah merchant QRIS di Kota dan Kabupaten Malang sendiri, berjumlah 547.100.

“Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin merasakan manfaat kemudahan dalam transaksi QRIS,” ungkapnya.

Meski begitu, ia berpesan kepada masyarakat untuk lebih peduli dengan menjaga data pribadi agar tidak dibagikan ke pihak manapun. 

“PIN, OTP, Password, nama ibu kandung adalah beberapa contoh data yang harus dijaga kerahasiaanya,” katanya.

Terpisah, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan Unmer Malang, Dr. Diyah Sukanti Cahyaningsih menyebut bahwa meningkatkan transaksi digital, khususnya pembayaran menggunakan QRIS, karena lebih mudah dan cepat.

“Konsumen semakin terbiasa pakai dompet digital dan pengusaha FnB juga merasa lebih praktis, gak ribet urus uang tunai,” tuturnya.

Bahkan, lanjut Diyah, penggubaan cashless dalam bisnis FnB lebih mempermudah salam menata keuantan maupun laporannya.

Hal ini, bisa lebih diketahui untuk arah kedepan pengembangan bisnis, khususnya bagi para pelaku UMKM.

“Transaksi digital bikin ekonomi lebih transparan, efisien dan inklusif. Jadi lebih banyak usaha yang bisa berkembang dan terhubung ke sistem keuangan formal,” ucapnya. (*)