TIMES JATIM, MALANG – Helena Alfionitasari Suryawijaya (25), telah berhasil membangun usaha jasa sepatu lukis di Kota Malang, yang diberi nama 'Utapes Paint'.
Tak tanggung-tanggung, usaha yang telah dirintis perempuan asal Kota Malang sejak duduk di bangku SMP, kini sudah tembus pasar internasional.
Helena merintis 'Utapes Paint' ini sejak 2014. Berawal dari kegemarannya melukis sejak kecil, kemudian ia kembangkan hingga membuka jasa sepatu lukis, jaket dan juga tas.
"Sempat waktu SMP kelas 2 dulu ada guru yang nyaranin untuk mengembangkan hobi saya ini. Dari dorongan itu lah, awalnya saya iseng deh melukis menggunakan media sepatu, jaket dan tas," ujar Helena, Senin (28/11/2022).
Kala itu, hasil dari apa yang ia lukis, ditawarkan kepada teman-teman sekolahnya. Ternyata, ia mendapat respon yang cukup baik atas karya yang ia hasilkan.
"Temen-temen waktu itu suka. Akhirnya saya kepikiran untuk buat bisnis. Tapi memang yang paling dimintai itu jasa sepatu lukis, karena dari tahun ke tahun kan merek dan jenis sepatu itu beragam ya," ungkapnya.
Diketahui, kini Helena sudah membuka gerai usahanya di Jalan Candi Blok 5b/564 Kelurahan Karang Besuki, Sukun, Kota Malang. Gerai tersebut, tepatnya berada di rumah Helena yang sudah resmi sejak 2018 lalu.
Awalnya, kata Helena, perkembangan usaha jasa lukis sepatunya ini dari mulut ke mulut. Hingga akhirnya, di tahun 2021 jasa lukis sepatu milik Helena ini dilirik oleh pasar luar negeri.
"Awalnya banyak customer saya tahun 2020 itu anak Indonesia yang sekolah di luar negeri. Kemudian tahun 2021 mereka pasarkan lewat forum dan ternyata banyak permintaan," katanya.
Kini, diakui Helena, paling banyak pemesanan sepatu dari luar negeri, yakni dari Belanda dan Amerika. Bulan November ini saja, ia sudah mendapat 30 pesanan sepatu lukis dari konsumen luar negeri.
"Iya sejauh ini paling banyak dari Belanda dan Amerika. Kebanyakan mereka minta dilukis tokoh kartun, seperti Simpson, Harlequeen dan lainnya," bebernya.
Jasa lukis sepatu ini, biasanya dikerjakan Helena minimal dalam kurun waktu 7 hari tergantung kesulitan dan seberapa besar gambar yang akan dibuat di sepatu tersebut.
Disisi lain, untuk di Indonesia sendiri ia mengaku sudah mendapat dukungan dari Menparekraf RI, Sandiaga Uno. Ia terus di dorong oleh pemerintah agar bisa mengembangkan produk-produk lokal yang tembus ke pasar internasional.
"Pak Sandiaga Uno ini lebih mendorong potensi lokal. Jadi lebih barang-barang lokal dinaikkan supaya kita gak melulu ambil dari luar negeri. Banyak kok produk lokal yang bagus-bagus mulai bermunculan dan kebanyakan memang bahan dasar mereka kanvas dan itu jadi peluang kita," jelasnya.
Ia memastikan, untuk sepatu lukis sendiri tak perlu mendapatkan perawatan khusus. Sebab, cat yang ia gunakan sudah terbilang cukup baik dan memang khusus di bahan-bahan sepatu, seperti kanvas.
"Sering dibersihkan saja secara manual, gak perlu mesin cuci. Karena kotor itu juga bisa membuat lukisan di sepatu rusak dan warna memudar, jadi sering di cuci manual saja," tuturnya.
Untuk harga sendiri, Helena membandrol jasa sepatu lukis ini bervariasi. Termurah, berada di harga kisaran Rp100 ribu.
"Tergantung kerumitannya juga. Terendah Rp100 ribu sampai jutaan. Saya pernah buat paling susah dengan harga kesepakatan Rp5 juta," ungkapnya.
Helena mengaku, omzet dari usaha jasa lukis sepatu ini bisa mencapai Rp6 juta per bulan. Sedangkan, jika digabung dengan jasa lain, seperti cuci sepatu hingga reparasi sepatu, bisa mencapai omzet Rp10 sampai 12 juta.
"Tentunya semoga usaha saya ini terus berkembang dan bisa memotivasi anak muda kreatif yang ingin mengembangkan hobinya ke arah yang bisa menghasilkan ekonomi," pungkasnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |