TIMES JATIM, MALANG – Kemajuan Kota Malang yang saat ini, tak bisa lepas dari peranan para tokoh yang sempat memimpin Kota Malang. Hingga tahun 2023 ini, ada 17 orang yang sempat memegang tongkat Komando Kota Malang.
Kilas balik sejarah, Kota Malang pertama kali dipimpin seorang walikota pada tahun 1919. Atau 5 tahun setelah Kota Malang ditetapkan menjadi Gemeente (Kotapraja) pada 1 April 1914, berdasar keputusan Instellings-Ordonnantie pada 1914 Staatsblad Nomor 297.
Jabatan Wali Kota Malang pertama diduduki oleh H I Bussemaker. Menjabat selama 10 tahun, atau sejak 1919-1929, ada beberapa proyek pembangunan besar yang dia lakukan, dan hingga kini masih bisa dirasakan oleh warga Kota Malang.
Salah satunya seperti pembangunan sarana olahraga lapangan sepakbola, yang kini dikenal sebagai Stadion Gajayana Malang. Sarana ini dibangun pada tahun 1926.
Selain itu, di tahun yang sama, Pemerintah Kota Malang di bawah komando H I Bussemaker juga mendirikan Balaikota Malang di dekat lapangan yang disebut JP Coen (Alun-alun Bundar) pada 1926.
Setelah H I Bussemaker lengser, jabatan N 1 kemudian digantikan oleh Ir. Voorneman. Dia merupakan Wali Kota Malang pertama yang menempati Balai Kota Malang setelah rampung dibangun pada tahun 1929. Voornemam menjabat selama 5 tahun, yakni 1929-1933.
Mulai tahun 1933-1936, atau selama 4 tahun, jabatan Wali Kota Malang diemban oleh Ir. P.K.W. Lakeman. Kemudian beralih kepada J.H. Boerstra pada tahun 1936-1942. Berlanjut pada tahun 1958, Koesno Soeroatmodjo menjabat sebagai Orang nomor 1 di pemerintahan Kota Malang. Dia menjabat selama 9 tahun, atau hingga tahun 1966.
Sejak 1966 ini, roda pemerintahan Kota Malang dipimpin oleh anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yang kini berganti nama sebagai TNI. Kolonel M. Ng Soedarto yang menjadi Walikota pada tahun menjabat sebagai Wali Kota Malang ke 8. Dia menjabat selama 3 tahun, atau sejak 1966-1968.
Tonggak kepemimpinan Kota Malang selanjutnya dipegang oleh Kolonel R. Indra Soedarmadji pada tahun 1968-1973. Bergeser kepada Brigjen TNI-AD Soegiyono pada tahun 1973-1983.
Setelah 18 Kota Malang dipimpin oleh anggota TNI, pada tahun 1983 pucuk kepemimpinan kembali dijabat oleh Sipil. Drs. Soeprapto terpilih menjadi Wali Kota Malang pada tahun 1983. Karena suatu alasan, Drs. Soeprapto harus lengser di tahun yang sama saat dia menjabat sebagai Wali Kota sehingga dia menjadi Wali Kota Malang dengan masa jabatan terpendek, atau kurang dari satu tahun.
Tongkat komando kemudian beralih kepada dr. H. Tom Uripan pada tahun 1983-1988. Kepemimpinan Kota Malang selanjutnya dipegang oleh H. M Soesamto pada tahun 1988-1998, dan kemudian berpindah lagi kepada Kol. H. Suyitno pada tahun 1998-2003.
Mulai tahu 2003, kursi Wali Kota Malang dimenangkan oleh Drs. Peni Suparto. Pria yang akrab disapa Ebes Inep itu menjabat Wali Kota Malang selama dua periode atau selama 10 tahun. Mulai 2003 hingga 2013.
Hingga pada tahun 2013, kursi N1 berpindah ke tangan H. Muhammad Anton, atau yang akrab disapa Abah Anton, didampingi wakilnya, Drs. Sutiaji. Masa jabatan Abah Anton berakhir pada tahun 2018.
Akhirnya pada tahun 2018, Sutiaji memutuskan untuk maju mencalonkan diri sebagai Wali Kota Malang dalam pemilihan kepala daerah 2018. Dia pun memenangkan kontestasi politik, dan mendapatkan jabatan sebagai Wali Kota Malang dengan masa kepemimpinan 2018 hingga 2023. Diketahui, masa Jabatan Sutiaji pada Periode ini, akan berakhir pada 24 September 2023 mendatang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: HUT ke-109 Kota Malang, 17 Tokoh Sempat Pimpin Pemkot Malang
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |