TIMES JATIM, PACITAN – Jembatan Klampok Beleh yang terletak di Desa/Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menjadi saksi keganasan anggota Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Meletusnya peristiwa kelam Affair Madiun tahun 1948 silam juga menyasar ulama-ulama tradisionalis, santri dan orang-orang shalih. Mereka diculik, disiksa hingga dibunuh dengan sadis dan jasadnya dimasukkan ke sungai dan lobang.
Salah satu keluarga korban atas peristiwa berdarah tersebut, Ahmad Irfa'i (59) bercerita, banyak tokoh-tokoh Islam di Kecamatan Arjosari ikut menjadi sasaran PKI.
"Termasuk yang menjadi korban Pakde saya sendiri, yaitu kakak pertama dari namanya Ruslan bin Sulaiman Jamal yang diculik dan dibunuh oleh anggota PKI di daerah Grenjeng dan jasadnya dimasukkan lobang bersama tokoh lain, padahal masih pengantin baru," katanya, Jumat (30/9/2022).
Dalam tahun yang sama, lanjut pria yang juga Sekretaris Desa Arjosari itu, timbul perlawanan untuk menuntut balas dengan melakukan melakukan operasi besar-besaran oleh para kiai dan santri.
"Sesuai cerita para sesepuh, konon ceritanya, jembatan Dusun Semo terdapat sebuah pohon jambu klampok yang digunakan untuk membantai anggota PKI dengan cara disembelih, berapa jumlah tewas tidak diketahui pasti. Makanya dinamakan Jembatan Klampok Beleh," terang Ahmad Irfa'i kepada TIMES Indonesia.
Terkait keberadaan jembatan tersebut, kini masih berfungsi dengan baik, bahkan menjadi akses penghubung dengan desa lainnya. Lokasinya sebelah barat kantor bank. Sekilas memang seolah tidak ada tanda-tanda jika dulunya memiliki kisah seram.
"Menurut cerita Modin Semo, almarhum Mbah Kadimin, konon memang terdapat jambu klampok. Sudah tidak ada yang mengenalinya. Akhirnya karena tergerus perkembangan zaman, jembatannya sudah banyak berubah dan direnovasi," tambahnya.
Selain itu, konon. warga setempat tidak berani melintasi jembatan tersebut saat menjelang maghrib lantaran takut dengan cerita-cerita sebelumnya sehingga memunculkan kesan mistis yang mencekam.
"Sewaktu masih SD, jembatan itu masih terbuat dari pohon kelapa dibelah, sekarang sudah berubah. Bahkan, pohon jambunya sekarang sudah tidak terlihat lagi. Kalau dulu memang tak ada yang berani lewat saat menjelang maghrib, mungkin merinding. Tapi warga sekitar sudah terbiasa dengan keberadaannya," jelas Ahmad Irfa'i.
Itulah Jembatan Klampok Beleh dan kisah saat meletusnya pemberontakan anggota PKI di Kabupaten Pacitan. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |