TIMES JATIM, MOJOKERTO – Mengenyam pendidikan di Inlandsche School (Sekolah Dasar) pribumi memiliki kisah tersendiri bagi kehidupan Koesno, nama Soekarno saat kecil. Menginjak kelas 5 Soekarno pernah menjalin cinta dengan seorang keturunan Belanda, Rika Meelhuysen.

Endang Pujiastutik, penulis buku "Tapak Tilas Sang Putra Fajar di Mojokerto dan Menguak Perjalanan Hidup" menceritakan upaya Koesno belajar berbahasa Belanda.

"Soekarno kecil ini pinter juga mencari akal. Dia juga kan menjalin cinta, dia mendekati yang namanya Rika," jelas Endang.

Dia menjelaskan bahwasanya untuk masuk di Europeesche Lagere School (ELS) atau SMPN 2 Kota Mojokerto (sekarang), haruslah memiliki kemampuan berbahasa Belanda yang cakap.

"Di dalam buku ini juga, di sini Reeka cinta pertamanya Soekarno di Mojokerto," jelas Endang.

Monumen Soekarno di SDN Purwotengah, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. (Dok. TIMES Indonesia)

Awalnya, Koesno takut ketahuan. Karena ayahnya seorang guru yang disiplin. Akhirnya ayahnya mengetahui, demi kebaikan Kusno kecil sendiri.

"Dia juga takut sama ayahnya karena kan beliaunya seorang guru yang disiplin. Tetapi begitu ayahnya tahu, Bahasa Belandanya lancar," terangnya.

"Bung Karno tak segan membawakan buku-buku Rika. Di tengah rutinitas bermain, Bung Karno acap menyempatkan diri melintas di depan rumah Rika, hanya dengan satu harapan, ia bisa memandang pujaan hati, meski sekilas," ungkap Roso Daras, penulis buku " Sukarno Sejarah yang Tercecer" dikutip dari Okezone.com.

"Rika Meelhuysen-lah gadis pertama yang mendapat ciuman Soekarno kecil," imbuhnya. (*)