TIMES JATIM, NGAWI – Pengrajin peti jenazah di Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan jumlah pesanan selama pandemi Covid-19. Meningkatnya jumlah pesanan akibat kasus kematian yang terus bertambah beberapa pekan terakhir ini.
Salah satu pengrajin peti jenazah di Ngawi, Sunari (62) mengaku kewalahan dalam memenuhi pesanan peti jenazah dari dirinya.
"Selama pandemi ini sampai kewalahan untuk memenuhi permintaan, satu hari bisa tiga peti," katanya kepada awak media, Minggu (18/7/21).
Sunari sudah memproduksi peti jenazah selama 25 tahun lamanya. Dalam produksinya hanya dilakukan dia sendiri.
Sunari menyebutkan dirinya dalam satu hari hanya mampu memproduksi peti jenazah sebanyak tiga buah saja. Sementara untuk membuat satu peti, dikatakannya membutuhkan waktu selama 3 jam.
Sunari salah satu pengrajin peti jenazah di Kabupaten Ngawi, hanya mampu memproduksi sebanyak tiga buah peti dalam sehari. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Selain untuk umum, peti jenazah produksinya juga untuk memenuhi permintaan rumah sakit. "Kalau dari saya biasa yang ngambil dari RS Widodo, kadang RS At-Tin," katanya.
Satu buah peti produksinya untuk jenazah Covid-19 dia hargai Rp 900 ribu. Sementara untuk jenazah umum hingga Rp 1,2 jutaan.
Untuk memenuhi permintaan peti jenazah yang tinggi, disebut Sunari terkait bahan bakunya tidak menemui kendala. Namun karena keterbatasan tenaga, dia hanya mampu memproduksi maksimal tiga buah dalam satu harinya.
"Untuk bahan aman selalu ada, bahan saya pakai kayu taun, trembesi, mangga, sengon. Pokoknya bukan kayu randu," ujarnya.
Permintaan peti jenazah diakui Sunari meningkat seiring kasus kematian akibat Covid-19 yang juga terus bertambah jika dibandingkan sebelum adanya pandemi. "Permintaan peti jenazah meningkat, sampai kewalahan," tandasnya. (*)
Pewarta | : xxx |
Editor | : Irfan Anshori |