TIMES JATIM, MALANG – Kepadatan kendaraan di kawasan Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat) Kota Malang mendapat kritikan dari salah satu orang melalui media sosial.
Bermula dari akun TikTok hingga akhirnya di posting ulang oleh akun @infomalangraya, dalam video tersebut membicarakan bagaimana beban berat kendaraan yang kini terus terjadi di jembatan Suhat, ditakutkan bakal rawan terjadi kerobohan atau kekeroposan yang mengakibatkan jembatan tersebut tak layak lagi.
"Jembatan Suhat lama dibangun saat tidak ada kemacetan, jadi minim hal buruk. Kalau saja waktu di bangun sudah macet, tentu sudah diperhitungkan itu soal konstruksinya," ujar pria didalam video viral tersebut.
Tak hanya mengkritik, ia juga memberikan saran atau solusi untuk mengurangi beban kepadatan di Jembatan Suhat tersebut.
Solusinya adalah pemindahan lampu traffic light yang awalnya ada di pas pertigaan ujung Jembatan Suhat ke arah Jalan MT Hariono, bisa dipindahkan ke area sebelum memasuki jembatan.
Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
"Seharusnya lampu merah dipasang sebelum jembatan. Jadi jembatan kosong tidak ada penumpukan," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menyebutkan bahwa pihaknya akan segera serius melakukan kajian terhadap rekayasa lalu lintas di Jembatan tersebut.
Pembahasan rekayasa lalu lintas, rencananya akan dimasukkan ke dalam forum FFLAJ Kota Malang.
"Pada prinsipnya diupayakan (kendaraan) tidak berhenti di jembatan. Berhenti di jembatan bukan pelanggaran, tapi tentu akan menambah beban jembatan," ujar Widjaja, Senin (7/11/2022).
Menurut Widjaja, pihaknya tak bisa semerta-merta mengambil keputusan sepihak soal kebijakan lalu lintas, khususnya di Kota Malang.
Untuk itu, pihaknya akan melibatkan akademisi ahli lalu lintas, ahli tata kota hingga sejumlah stakeholder lain dalam mengkaji lalu lintas di jembatan Suhat.
"Prinsipnya kemacetan adalah hal yang harus diatasi. Tapi kami akan upayakan tidak berhenti di atas jembatan itu. Ini akan kami bicarakan di forum, karena ini tidak bisa satu keputusan Dishub saja," pungkasnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |