TIMES JATIM, PONOROGO – Kementerian PUPR RI telah menggelontorkan anggaran Rp4 miliar untuk membangun jembatan gantung di Desa Tegalsari Jetis Kabupaten Ponorogo.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi V DPR RI Ali Mufthi saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan 2 Masjid tertua di Ponorogo Jawa Timur, Jumat (14/7/2023).

Jembatan gantung sepanjang 80 meter dengan lebar 2 meter itu untuk mempermudah akses menuju  masjid Tegalsari.

"Pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan 2 masjid tertua di Ponorogo dan Indonesia ini, bukan hanya mempermudah akses warga tetapi juga untuk mempercepat perputaran ekonomi masyarakat," ujar Ali Mufthi.

Ia juga mengungkapkan, ada sejumlah program aspirasi yang dibawa ke Ponorogo, diantaranya program BSPS, Pamsas, serta penyediaan sarana dan prasarana sanitasi pondok pesantren."ini semua bermula dari aspirasi masyarakat, semoga bermanfaat," ungkap Politisi Golkar dari Dapil VII Jawa Timur, Ali Mufthi.

Sementara Bupati Sugiri Sancoko kepada TIMES Indonesia  Sabtu (15/7/2023) mengatakan, pembangunan jembatan gantung tersebut ke depannya bisa mendongkrak pesona Tegalsari, apalagi selama ini sudah dikenal untuk tujuan wisata religi.

"Di sepanjang jembatan gantung ini nantinya saya berharap  tumbuh UMKM seperti layaknya kota-kota  wali," kata Bupati Sugiri Sancoko.

Menurutnya, dari hasil musyawarah dengan warga setempat, dimufakati  jembatan gantung tersebut diberi nama jembatan Shiratal Mustaqim.

"Dengan harapan siapa saja setelah melewati jembatan Shiratal Mustaqim ini dapat bertaubat. Ini juga bisa menambah value Tegalsari sebagai destinasi wisata religi," ulas Bupati Sugiri Sancoko.

Masjid Tegalsari salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan pada abadke-18 oleh Kiai Hasan Besari, salah satu cucu dari pendiri pondok pesantren Gebang Tinatar Kiai Ageng Muhammad Besari.

Jadi jembatan gantung Shiratal Mustaqim ini nantinya menghubungkan 2 masjid tertua di Ponorogo yaitu Masjid Baiturahman yang di belakangnya ada makam Pangeran Sumende dan makam mBah Donopuro, guru dari Kiai Ageng Muhammad Besari dengan Masjid Tegalsari.

"Saya kira masyarakat sudah tahu, dan jembatan ini untuk mempermudah akses para peziarah," jelas Bupati Sugiri Sancoko. (*)