https://jatim.times.co.id/
Berita

Berstatus Kota Metropolitan, Surabaya Buktikan Bisa Panen Raya Padi 14,624 Ton

Selasa, 09 Maret 2021 - 22:23
Berstatus Kota Metropolitan, Surabaya Buktikan Bisa Panen Raya Padi 14,624 Ton Wali Kota Surabaya (baju putih) bersama jajaran Forkopimda mengikuti panen raya padi di Hutan Kota Pakal. (Foto: Humas Pemkot Surabaya for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Surabaya sebagai kota metropolitan berhasil membuktikan keseimbangan pembangunan yang diiringi pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang baik. Pada Selasa (9/3/2021), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya bersama kelompok tani (Poktan) melakukan panen raya padi seluas 2 hektar, dari total 11 hektar lahan yang ditanam di wilayah Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal.

Secara simbolis, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo beserta perwakilan dari Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Pakal melakukan panen raya padi Varietas Ciherang.

Usai melakukan panen padi secara simbolis, jajaran Forkopimda Surabaya bersama warga dan kelompok tani menggeoar dialog langsung di Hutan Kota Pakal. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa Pemkot Surabaya berkomitmen untuk menyejahterakan warga. Salah satunya adalah dengan memfasilitasi lahan untuk warga bercocok tanam atau memberikan bantuan bibit beserta pupuknya.

"Terkait semua aset, Insya Allah saya sudah minta didata oleh Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT). Semua aset Pemkot Surabaya kalau itu tambak, kalau itu tanah bisa digunakan pertanian, maka saya manfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Surabaya,” ungkap Eri.

Maka untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan warga terdampak Covid-19. Apabila warga terdampak itu belum bisa mendapatkan penghasilan, maka pemkot akan memberikan intervensi salah satunya memfasilitasi lahan agar dikelola mereka.

"Misalnya memanfaatkan lahan itu dengan bercocok tanam atau budidaya perikanan. Kalau itu tambak, nanti kita beri benihnya dan nanti itu dikelola oleh warga biar menjadi pemasukan untuk warga Kota Surabaya,” paparnya.

Eri berharap meski di tengah pandemi Covid-19, roda perekonomian warga Surabaya bisa tetap berjalan. Maka dari itu, dibutuhkan sinergi bersama antara warga, pemerintah dan seluruh stakeholder.

“Sekuat apapun pemerintah, kalau menangani Covid-19 sendiri dan warga tidak ada rasa memperbaiki atau menjaga protokol kesehatan, maka yang kita perbaiki ini akan sia-sia,” paparnya.

Dalam dialog tersebut, perwakilan warga setempat juga menyampaikan keinginannya kepada Pemkot Surabaya agar wisata Hutan Kota Pakal bisa segera dibuka. Dibukanya wisata Hutan Kota Pakal dinilai dapat mendukung perekonomian warga sekitar.

Wali-Kota-Surabaya-2.jpg

Menanggapi hal tersebut, Eri menyatakan kesiapannya membuka wisata Hutan Kota Pakal. Namun dengan catatan, warga juga berkomitmen menjaga protokol kesehatan sesuai SOP yang akan diterapkan.

Dia mengaku bahwa Forkopimda Surabaya telah bertekad kembali membuka perekonomian di Surabaya dengan SOP protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau ini (Hutan Kota Pakal) dibuka, panjenengan (anda) harus jalankan standar (protokol kesehatan) itu. Kalau tidak dijalankan maka ini bisa ditutup lagi. Nanti segera saya buatkan bersama teman-teman SOPnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kembali berpesan agar seluruh warga dapat mendukung pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan. Pihaknya tak ingin ekonomi di Surabaya berhenti karena kasus Covid-19 meningkat.

“Ekonomi Surabaya harus tetap jalan, tapi protokol kesehatan harus tetap dijaga. Siapa yang jaga? ya warganya juga. Makanya ayo dijogo bareng Suroboyo (Dijaga bersama Surabaya),” ujarnya.

Sedangkan kepada kelompok tani yang hadir saat itu, Eri juga berpesan apabila terdapat permasalahan terkait bibit ataupun pupuk, hal itu bisa disampaikan kepada dinas terkait untuk dicarikan solusi bersama. Baginya, kesejahteraan warga Surabaya adalah hal yang paling utama.

InsyaAllah pemerintah kota akan support (dukung) ketika itu tujuannya untuk kepentingan warga Surabaya,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menjelaskan dari total lahan seluas 11 hektar yang ditanam padi, yang dipanen sekitar 2 hektar. Untuk setiap 1 hektar yang dipanen menghasilkan Gabah Kering Panen (GKP) sekitar 7,312 ton.

"Jadi kalau hari ini yang dipanen 2 hektar, maka GKP-nya dikali dua, atau sekitar 14,624 ton," beber Herlambang.

Herlambang menyebut, hasil GKP ini beratnya kemudian akan menyusut. Dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektar lahan, beratnya dapat menyusut menjadi 6,288 ton Gabah Kering Giling (GKG). Ketika sudah melalui proses GKG, berat beras akan turun menjadi 3,961 ton dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektar lahan.

"Untuk panen raya padi ini, bibit yang ditanam merupakan Varietas Ciherang, bantuan dari kami DKPP Surabaya. Selain bantuan bibit dan pupuk, kita juga memberikan bimbingan dan pendampingan kepada kelompok-kelompok tani di Surabaya," pungkasnya. (*)

Pewarta : Ammar Ramzi (MG-235)
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.