TIMES JATIM, GRESIK – Momen hari raya ketupat atau kupatan di Kabupaten Gresik Jawa Timur diperingati seminggu setelah lebaran. Warga melestarikan tradisi udik-udikan atau saling berbagi uang.
Menabur uang sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang melimpah, kemudian para warga akan berebut mendapatkan uang udik-udikan. Tradisi ini diperingati pada 8 Syawal.
Antusiasme masyarakat dalam perayaan udik-udikan bahkan sanggup merogoh kocek hingga jutaan rupiah, mulai dari uang koin Rp 500 hingga Rp 100.000.
Salah satu warga, Syaiful Latif mengatakan, dia bersama keluarga mengikuti dan melestarikan tradisi udik-udikan di momen kupatan
"Ini sebagai tradisi turun temurun sebagai peninggalan Sunan Giri di Desa Suci," katanya, Sabtu (29/4/2023).
Tradisi ini, ungkap Syaiful dilakukan setelah melaksanakan selametan lebaran ketupat di masjid. Kemudian, warga saling berbagi kepada warga lain. Baik ketupat maupun uang yang disebut udik-udikan.
"Ini merupakan tradisi yang ikut saya lestarikan sebagai warga asli Desa Suci, untuk menutup kebahagiaan setelah lebaran udik-udikan digelar dalam rangka meningkatkan kekeluargaan dan silaturrahim. Senang bisa berbagi terhadap sesama," ungkapnya.
Setiap rumah menabur uang secara bergantian, Latif bahkan menyiapkan uang sebesar Rp 5 - 10 juta khusus untuk tradisi udik-udikan.
"Karena niatnya adalah berbagi atas limpahan karunia tuhan, jadi tidak khawatir menggelontorkan dana sekian. Harapannya semua yang sedih dapat ikut bahagia walau sesaat," imbuhnya.
Sementara itu, warga Kampung Gang KH Kholil, Ifa yang ikut berebut uang mengungkapkan bahwa dirinya sanggup meraih hingga nominal ratusan ribu, belum lagi ditambah dengan emas minigold.
"Senang sekali, tadi rame berebut mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, sampai anak-anak tanpa memandang usia. Hari ini dapat Rp 500.000 kalo tahun kemarin lebih banyak lagi. Semoga perayaan seperti ini selalu ada," ucapnya menanggapi tradisi udik-udikan di momen lebaran ketupat. (*)
Pewarta Akmalul Azmi
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |