TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo, Jawa Timur, menjadi perhatian serius dengan adanya 109 warga yang terdiagnosa pada tahun ini. Sayangnya, dua di antaranya telah meninggal dunia.
Menurut Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Kota Probolinggo, drg Asri Wahyuningsih, data hingga 7 April 2024 menunjukkan jumlah yang cukup mengkhawatirkan.
Kecamatan Kanigaran mencatatkan kasus terbanyak dengan 42 kasus, disusul Kecamatan Kedopok dengan 32 kasus, Kecamatan Kademangan dengan 12 kasus, Mayangan dengan 12 kasus, dan Wonoasih dengan 10 kasus.
Kedua kasus kematian yang terjadi merupakan anak-anak dari Kecamatan Kedopok dengan rentang usia sekitar 10 tahun. Hal ini menambah keprihatinan atas penyebaran DBD di wilayah tersebut.
Guna menindaklanjuti persoalan DBD tersebut, Pemerintah Kota Probolinggo telah mengambil langkah serius dalam menangani masalah ini.
Selain melakukan fogging, upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga ditingkatkan.
Hal itu dilakukan dengan harapan agar nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus DBD, tidak lagi berkembang biak di lingkungan rumah warga.
"Fogging (pengasapan) bukan solusi. Jadi, upaya untuk memutus siklus perkembangbiakan jentik nyamuk harus ditingkatkan," tutup Asri. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Waspada! Dua dari 109 Warga Probolinggo Meninggal Akibat Demam Berdarah
Pewarta | : Rizky Putra Dinasti |
Editor | : Ryan Haryanto |