TIMES JATIM, PACITAN – Bagi warga Pacitan dan sekitarnya, medan jalan perbukitan yang menikung dan curam bukan pemandangan asing. Namun, jalur-jalur ini kerap menyimpan ancaman maut, terlebih saat hujan turun di malam hari. Seperti yang terjadi pada Senin malam (21/4/2025), dua warga Pacitan meregang nyawa usai motor yang mereka tumpangi masuk ke jurang di Dusun Gunung Cilik, Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung.
Insiden itu menambah panjang daftar korban yang harus meregang nyawa di jalur ekstrem perbukitan Pacitan. Endro Utomo (45) dan Yuliati Ningsih (41), warga Dusun Jelok, Desa Kayen, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, tewas di lokasi kejadian setelah sepeda motor Honda Vario merah yang mereka tumpangi tak mampu dikendalikan saat melewati jalan menurun dan menikung di bawah guyuran hujan.
Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Dwi Purwanto, S.H., M.H., mengungkapkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.15 WIB. Saat itu, korban hendak pulang dari arah Desa Karangnongko menuju Desa Purwoasri. Sayangnya, rem motor diduga tidak berfungsi maksimal di jalan basah yang licin.
“Diduga rem tidak berfungsi sehingga pengendara kehilangan kendali. Saat melintas di tikungan tajam, motor langsung terjun ke jurang sedalam 50 meter,” terang AKP Dwi Purwanto, Senin (21/4/2025) malam.
Keduanya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Endro mengalami luka dalam parah, sementara Yuliati mengalami patah tangan kanan serta luka dalam yang cukup berat. Sepeda motor mereka hancur di bagian depan dan belakang.
Evakuasi pun berlangsung dramatis di tengah kondisi medan curam dan licin. Petugas dari Satlantas Polres Pacitan bersama anggota Polsek Kebonagung turun langsung ke lokasi. Proses evakuasi korban dilakukan dengan alat seadanya dibantu warga setempat.
“Kami segera melakukan olah TKP, mengatur arus lalu lintas, dan mengevakuasi korban,” jelas AKP Dwi.
Jalur perbukitan di kawasan Kebonagung dan sekitarnya memang dikenal ekstrem. Kontur jalan yang berliku-liku dan menurun tajam di beberapa titik menjadi momok, terutama saat hujan. Meski kondisi jalan relatif bagus, namun minimnya penerangan dan rambu peringatan membuat pengendara harus ekstra hati-hati.
“Kami imbau masyarakat yang melintas di jalur tersebut lebih waspada, khususnya saat malam dan hujan. Utamakan keselamatan, periksa kondisi rem kendaraan sebelum bepergian,” pesan AKP Dwi.
Sejumlah warga menyebut, jalur di Dusun Gunung Cilik memang kerap memakan korban. Menurut Mulyono, warga sekitar, kecelakaan fatal beberapa kali terjadi di lokasi yang sama.
“Dulu sudah pernah ada yang masuk jurang juga di situ. Jalannya menurun, menikung, kalau hujan sangat licin. Apalagi kalau malam, gelap sekali,” kata Mulyono.
Catatan Satlantas Polres Pacitan menunjukkan, kawasan perbukitan di Kecamatan Kebonagung, Arjosari, dan Bandar merupakan titik rawan laka lantas. Kondisi geografis yang menantang, dipadukan minimnya penerangan serta rambu pengaman, menjadi kombinasi berbahaya bagi pengguna jalan.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak kepolisian berencana menambah rambu peringatan serta meminta pemerintah desa dan dinas terkait memperkuat penerangan jalan di titik-titik rawan.
“Kami akan evaluasi jalur rawan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah antisipasi. Keselamatan masyarakat tetap prioritas,” pungkas AKP Dwi.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang melintas di jalur ekstrem Pacitan. Jalan perbukitan Pacitan yang seolah ramah di siang hari, bisa berubah jadi perangkap maut saat malam dan hujan datang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Medan Ekstrem Perbukitan Pacitan Kembali Renggut Nyawa, Dua Warga Tewas Masuk Jurang
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |