https://jatim.times.co.id/
Berita

Ini Rangkaian Upacara Hari Raya Nyepi di Banyuwangi

Sabtu, 13 Maret 2021 - 23:55
Ini Rangkaian Upacara Hari Raya Nyepi di Banyuwangi Upacara jelang Nyepi yang dilakukan Umat Hindu di Banyuwangi (Foto: Rizki Alfian/TIMESIndonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGIHari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada tanggal 14 Maret 2021. Hari Raya Nyepi dianggap sebagai tahun baru bagi umat Hindu menurut kalender Saka, yang berlaku sejak 78 Masehi.

Di Banyuwangi, Jawa Timur peringatan Hari Raya Nyepi mempunyai sejarah yang berakar dari negeri India, dimana ada sejumlah rangkaian upacara dan makna yang terkandung di dalamnya.

nyepi b

Hari Raya Nyepi harus melalui serangkaian acara, mulai dari upacara Melasti, pemujaan, Mecaru, Nyepi (Sipeng), hingga Ngembak Geni. Seluruh rangkaian Hari Raya Nyepi merupakan proses penyucian diri sekaligus peningkatan kualitas hidup.

Selama itu pula manusia meredakan hawa nafsu dengan bertapa, yoga, dan brata samadi.

Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Jatson, S.Sos mengatakan, upacara tahun ini digelar berbeda dari biasanya. Yaitu dengan peraturan yang terbatas. Namun begitu tidak mengurangi esensi dari upacara yang dilakukan.

"Kita tetap mematuhi protokol kesehatan ini mas, dan upacara yang dilakukan sebelum Nyepi tetap dilakukan, walaupun tidak mengarak keliling menggunakan ogoh-ogoh," kata Jatson saat ditemui di Pura Bukit Amerta, Dusun Kalisuro, Desa Karangndoro, Kecamatan Tegalsari, Sabtu (13/3/2021).

Menurut Jatson, di pura bukit Amerta punya beberapa serangkaian upacara. Pertama upacara Melasti. Pada upacara Melasti, manusia dibersihkan dari segala kotoran baik fisik maupun pikiran (bhuana alit dan amertha) demi kehidupan manusia yang sejahtera.

"Upacara Melasti menggunakan arca, pretima, dan barong yang merupakan simbol pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diarak menuju sumber air untuk meminta pembersihan dan tirta amertha (air suci kehidupan)," ungkap Jatson.

Kedua, Upacara Pemujaan. Setelah upacara Melasti, umat Hindu menghaturkan bhakti di Balai Agung atau Pura di setiap pura masing-masing pakraman.

Ketiga Tawur Agung (Mecaru). Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, tepatnya pada Tilem Sasih Kesanga, Pecaruan dilaksanakan. Tawur merupakan proses pengembalian sari-sari alam agar tercipta keseimbangan.

"Upacara Tawur ditujukan kepada Butha yang diyakini dapat memberkati kehidupan manusia menjadi harmonis," jelas Jatson.

Selanjutnya, masih kata Jatson ialah upacara pengerupukan. Upacara pengerupukan bertujuan untuk mengusir Buta Kala atau kejahatan yang dilakukan sore hari (sandhyakala), yang setelah dilakukan upacara mecaru di tingkat rumah) sehari sebelum upacara Nyepi.

Pengerupukan dilakukan dengan cara menyebar-nyebar nasi, tawur agung kesange, mengobor-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersua

Keempat, upacara Nyepi (Sipeng).

"Nyepi ini dilakukan umat Hindu selama 24 jam, mulai terbitnya matahari yakni pukul 06.00 WIB sampai matahari terbit kembali besoknya lagi yakni pukul 06.00 WIB," ujarnya.

Jatson menjelaskan bahwa dalam Nyepi nanti Umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian, antara lain :

1. Amati Geni, yakni Umat Hindu tidak melakukan aktivitas yang harus menghidupkan api.

nyepi xcjpg

2. Amati Lelanguan, yakni Umat Hindu menghindari aktivitas yang berhubungan dengan wacika. Wacika ialah perkataan benar, yang dalam interaksi dengan umat manusia dan Tuhan telah atau belum dilaksanakan.

3. Amati Karye, yaitu tidak bekerja dan hendaknya melakukan evaluasi diri atas hasil pekerjaan tersebut.

4. Amati Lelungan, yakni tidak berpergian ke luar rumah dan diwajibkan untuk mengevaluasi diri.

Kemudian upacara yang terakhir yakni Ngembak Geni. Tahap akhir dari Hari Raya Nyepi ialah Ngembak Geni. Nyepi dapat diakhiri dan umat Hindu diperbolehkan melakukan aktivitas, kembali kepada tanggung jawab masing-masing.

"Umumnya, umat hindu berkunjung ke sanak saudara dan kerabat untuk saling menyapa dan bermaaf-maafan, sama dengan seperti agama Islam, yakni bersilaturahmi," jelasnya.

Jatson menambahkan, Hari Raya Nyepi, bagi umat Hindu, dimaknai sebagai proses perenungan diri. Melalui serangkaian spiritual, umat Hindu melakukan pengendalian diri, memuja, dan mengharapkan kedamaian.

Pada peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini, umat Hindu di Banyuwangi sepakat untuk melangsungkannya secara sederhana. Sedangkan untuk tradisi ogoh-ogoh tetap dilakukan hanya di tiga titik saja. Namun Ogoh-ogoh itu dilakukan di sekitar pura yang telah disepakati bersama, dan dilangsungkan tanpa pawai atau arak-arakan secara besar-besaran. (*)

Pewarta : Rizki Alfian
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.