https://jatim.times.co.id/
Berita

Inspirasi Pengusaha Muda Ngawi, Anak Buruh Tani Punya Belasan Perusahaan

Minggu, 03 Juli 2022 - 19:16
Inspirasi Pengusaha Muda Ngawi, Anak Buruh Tani Punya Belasan Perusahaan Salah satu usaha Endrik, toko ritel. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, NGAWI – Masih berusia muda bukan berarti boleh santai dan bermalas-malasan. Justru saat masih kuat dan bertenaga, harus banyak berusaha dan bekerja keras. Seperti halnya kisah pengusaha muda Ngawi, Endrik Widodo (28), warga Ngawi, seorang anak buruh tani yang kini punya belasan perusahaan berkat kerja kerasnya.

Saat ditemui TIMES Indonesia di kantor PT Penguin Indo Logistik, salah satu perusahaannya, Endrik membagikan kisah perjalanan hidupnya hingga sampai saat ini. Pemuda asli Desa Campur Asri, Kecamatan Karangjati itu mengatakan, dirinya merupakan anak dari buruh tani. Masa kecilnya banyak dihabiskan untuk membantu orang tua bekerja di sawah garapan.

"Saya anak tunggal, ibu saya hanya lulusan SD, ayah saya tidak sekolah. Orang tua buruh tani, juga tidak punya sawah sendiri. Hanya sewa," katanya, Kamis (3/7/2022).

Meskipun hanya anak buruh tani, beruntung Endrik termasuk berprestasi. Dia mengatakan, sejak duduk di bangku sekolah dasar, dirinya mendapatkan beasiswa. Bahkan hingga sampai ke jenjang perguruan tinggi, Endrik masih mendapatkan beasiswa.

Insting bisnis Endrik mulai terasah sejak duduk di bangku SMA. Alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Surabaya (ITS) tersebut mengaku mulai mencari tambahan uang dari ikut proyek-proyek. Menjadi kuli pekerjaan kasar, demi mendapatkan tambahan keuangan.

Penghasilan tambahan dari kuli proyek tersebut sebagian dia tabung. Dia investasikan dalam bentuk hewan ternak. Bermula dari kambing, dibudidayakan lagi hingga menjadi sapi.

"Waktu SMA pernah jadi kuli, proyek apapun. Yang penting dapat uang untuk membantu meringankan beban orang tua," katanya.

Endrik-Widodo-a.jpg Suasana kantor Endrik Widodo. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

Memasuki masa perkuliahan, Endrik mulai benar-benar merealisasikan semangat berbisnisnya. Dia mulai membangun perusahaan pertamanya, yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa pada tahun 2017. Usahanya berbuah manis. Omzet penjualan mencapai miliaran rupiah pernah dicapai Endrik.

Hal manis dalam berbisnis juga dialami Endrik saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda dunia. Dia menjadi salah satu suplayer masker untuk diekspor ke China, Singapura, dan Hongkong.

"Saat itu Covid-19 belum masuk Indonesia, nah di beberapa negara itu krisis masker kesehatan. Saya jadi salah satu eksportir masker," ungkapnya.

Titik Kritis Saat Berbisnis

Bagi pelaku usaha, tentunya pernah mengalami titik terendah dalam hidup. Terhimpit keadaan, atau menemui beragam persoalan yang mempengaruhi laju perusahaan. Pun hal itu juga pernah dialami oleh Endrik Widodo.

Dia mengisahkan, usahanya sempat terkendala. Hal itu akibat rekanan bisnisnya kurang bisa menjaga kepercayaan. Produk tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan pelanggan.

"Rugi sampai puluhan juta. Dan itu terjadi tidak hanya sekali dua kali. Dari situ saya bisa mengambil pelajaran, utamanya soal membangun kerjasama," katanya.

Saat pandemi Covid-19 merajalela di Indonesia, bisnis penyediaan barang dan jasa Endrik berhenti. Endrik memilih pulang kampung halaman, dan mencoba peruntungan di bisnis kuliner hingga agrikultur.

Namun saat berada di rumah, Endrik mengaku mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari masyarakat sekitar. Olok-olokan dan cacian jadi makanan sehari-hari Endrik saat hanya di rumah saja.

"Banyak yang ngomong, kuliah jauh-jauh cuma nganggur di rumah. Padahal niat saya, pulang untuk membangun usaha kuliner dan membuka lapangan pekerjaan juga," katanya.

Endrik sempat ingin kembali merantau ke kota. Namun niatnya diurungkan. Sebab memikirkan nasib kedua orangtuanya. "Orang tua saya sudah sepuh. Saya anak tunggal, kalau terus merantau kapan saya bisa berbakti," ucapnya.

Titik Balik, Mantapkan Niat Berbisnis di Ngawi

Ketika akan mengawali usaha di Ngawi, Endrik mengaku sempat kebingungan. Bagi Endrik yang Sarjana Teknik Sipil, Kabupaten Ngawi dinilainya sebagai daerah yang berkembang. Kalaupun membuka usaha, pilihannya hanya dua. Berhasil bertahan atau gulung tikar.

Usaha pertama Endrik di Ngawi, berbisnis makan beku. Bukan hal yang mudah, sebab pada saat awal, dirinya harus berjualan keliling. Selain itu, dirinya juga harus pulang pergi Ngawi-Pacitan untuk mengambil makanan beku.

"Seiring berjalan, kemudian bisa sewa ruko. Bukan ruko seperti pada umumnya. Tetapi saat itu yang paling penting bisa memajang produk," katanya.

Lambat laun, usahanya makin berkembang. Insting berbisnisnya kembali menguat. Saat itu dirinya berfikir produk jualan yang pasti dibutuhkan masyarakat. Ketemulah dengan minyak goreng.

Saat ini, Endrik lebih dikenal di Ngawi sebagai distributor salah satu produk minyak goreng. Tidak hanya di Ngawi saja, melainkan hingga merambah se-Karisedenan Madiun.

Punya Belasan Perusahaan

Berangkat dari pengalaman bekerja di sejumlah perusahaan bonafit, Endrik berhasil menyerap sejumlah ilmu manajemen berbisnis. Dari situ juga, dirinya berhasil membangun belasan perusahaan. Endrik menyebut, saat ini dirinya membangun total 13 perusahaan dengan berbagai macam spesialisasi.

"Dibawah PT. Pilog Holding, dengan berbagai macam divisi. Ada yang berupa logistik, agrikultur, keuangan, ekspor impor, dan lainnya. Dari 13 perusahaan, 8 diantaranya sudah beroperasi. Tetapi dalam versi minimalisnya," ujarnya.

Salah satu harapan yang ingin dia capai, perusahaannya bisa melantai dalam pasar modal. Menjadi perusahaan terbuka. Menurutnya hal itu cukup penting, sebab untuk membesarkan perusahaan perlu adanya investor.

"Tujuan saya tidak sekadar profit bisnis. Tetapi bagaimana melalui perusahaan ini bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Untuk itu, seluruh kantor perusahaan kita tempatkan di Kabupaten Ngawi," katanya.

Terbuka Bagi Yang Ingin Belajar

Endrik menyebut awalnya dirinya ingin bekerja di luar negeri. Cita-citanya ingin bekerja di Amerika Serikat, bergaji dolar. Namun keinginan itu tidak pernah terwujud. Dirinya memilih menjadi seorang usahawan, yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Kalau ingin menjadi pebisnis, tentu harus tahu passion. Bagi saya, ada tiga tipe manusia. Yaitu seorang profesional, coorporate climber, dan dreamer," ujarnya.

Seorang profesional, bisa mencapai kesuksesan dengan fokus pada keahlian yang dimiliki. Bekerja pada bidang yang digemari. Sementara untuk coorporate climber, fokus berkarir hingga mencapai kesuksesan pada perusahaan.

"Kalau mau jadi pengusaha harus menjadi seorang dreamer. Bermimpi, dan mewujudkannya. Tapi yang harus diingat, kemampuan untuk mewujudkannya," kata Endrik.

Pengusaha muda Ngawi, Endrik Widodo, salah satu pemuda Kabupaten Ngawi yang berhasil membangun belasan perusahaan. Meskipun berangkat dari keluarga sederhana, anak buruh tani, jika menggeluti usaha dengan bijaksana, impian seiring berjalan akan terwujud bersama dengan usaha kerja kerasnya. (*) 

Pewarta : Muhammad Miftakul Falakh
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.