TIMES JATIM, SURABAYA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, Musyafak Rouf, menegaskan komitmen lembaganya untuk secara agresif merangkul Gen Z. Dalam podcast Ngopeni Rakyat TIMES Indonesia ini Ketua DPRD Jatim menyampaikan strategi yang berfokus pada dua pilar utama yakni dalam mengatasi tingkat apatis politik dan memberdayakan mereka menjadi pengusaha mandiri yang siap memimpin pada momentum Indonesia Emas 2045.

"Gen Z ini hampir di Jawa Timur itu kita dapatkan 30% dari total populasi. Untuk 42 juta penduduk Jawa Timur, itu berarti hampir 12 juta sendiri itu Gen Z,” ungkap yang sering disapa Cak Syafak. Angka yang signifikan ini menempatkan Gen Z sebagai tenaga baru yang harus diprioritaskan.

Menanggapi stigma strawberry generation yang kerap dilekatkan pada generasi muda, Cak Safa menolak anggapan bahwa mereka sepenuhnya tidak siap. Ia menegaskan perlunya intervensi pendampingan dan edukasi untuk membangun mentalitas yang kuat. 

"Gen Z yang punya sifat seperti itu kita harus hadir untuk bisa memberikan pendampingan atau memberikan edukasi kepada mereka bahwa Anda tidak boleh cengeng,” ujarnya.

Di bidang politik, upaya dilakukan untuk mengubah citra DPR dan menepis anggapan Gen Z yang apatis terhadap politik. Salah satunya melalui kegiatan interaktif seperti acara lari yang berhasil menarik partisipasi lebih dari 10.000 Gen Z di Malang. Selain itu, program Squat Dewan dibentuk untuk mengumpulkan siswa SMA agar berdiskusi langsung mengenai politik dan negara, sekaligus mengingatkan tingginya partisipasi politik. 

"Partisipasinya coba sekarang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur kemarin 70% itu angka partisipasinya kan tinggi sekali," tambahnya.

Fokus utama DPRD Jatim adalah agar Gen Z memiliki mental kewirausahaan. Mereka menyelenggarakan berbagai pelatihan skill di setiap daerah pemilihan, mulai dari barbershop, pariwisata, hingga pertanian modern. Untuk mendukung hal tersebut, DPRD Jatim memfasilitasi kemudahan modal usaha melalui akses Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Gen Z bisa mengakses kredit dengan nol bunga," tegas Cak Syafak. Ia menjelaskan bahwa skema pembebasan bunga ini ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

"Kalau bank itu dia bunganya 9% ya atau 11% itu saya tahu. Itu yang kita subsidi atau yang kita beri pembebasan bunga itu adalah yang 9 atau 11%-nya itu ya. Kalau mengembalikan ya atau dia nyicil itu ya pokoknya saja,” jelasnya.

Di akhir pernyataan, Cak Syafak juga menekankan pentingnya memerangi hoax dan berpesan kepada Gen Z agar tidak takut berpolitik. 

"Politik itu bukan haram, politik itu adalah sebenarnya jalan untuk menuju sebuah cita-cita," pungkasnya, mengajak Gen Z untuk mengisi politik dengan akhlakul karimah dan memastikan mereka tidak menjadi generasi cemas akibat informasi yang menyesatkan. (*)