TIMES JATIM, PROBOLINGGO – KPU Kabupaten Probolinggo, Jatim, menetapkan jumlah pemilih tetap atau DPT Pilkada 2024 sebanyak 872.218. Merekalah yang akan menentukan apakah pasangan Zulmi-Rasit atau pasangan Gus Haris-Ra Fahmi yang akan menjadi bupati dan wakil bupati periode 2024-2029.
Dari 872.218 pemilik suara tersebut, seberapa banyak yang akan datang ke Tempat Pemungutan Suara atau TPS, saat pemungutan suara dilangsungkan pada 27 November 2024 nanti?
Berdasarkan data yang dihimpun TIMES Indonesia, tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Kabupaten Probolinggo menunjukkan trend penurunan. Setidaknya dalam tiga episode pemilihan terakhir.
Pada Pilkada 2008, KPU Kabupaten Probolinggo menetapkan DPT sebanyak 824.782 orang. Dari angka itu, 646.073 di antaranya datang ke TPS untuk memberikan suara. Angka itu setara dengan 78 persen.
Pada Pilkada 2023, KPU Kabupaten Probolinggo menetapkan jumlah DPT sebanyak 842.890 orang. Dari angka itu, 629.190 di antaranya datang ke TPS untuk memberikan suara. Angka itu setara dengan 75 persen.
Sedangkan pada Pilkada 2018, KPU menetapkan jumlah DPT sebanyak 845.901 orang. Dari angka itu, 628.896 di antaranya datang ke TPS untuk memberikan suara. Angka itu setara dengan 73 persen saja.
Kenapa jumlah pemilih yang datang ke TPS cenderung turun dalam tiga episode Pilkada terakhir? Belum ada kajian khusus terkait dengan fenomena ini. Namun, faktor geografis ditengarai menjadi salah satu penyebab.
Hal itu disampaikan Komisioner KPU Kabupaten Probolinggo Divisi Penyelenggaraan, Muhammad Arifin, usai Sosialisasi Pendidikan Pemilih di Gedung Islamic Centre bersama Pokja Jurnalis Kraksaan, Senin (4/11/2024) siang.
“Dari obrolan internal, ada faktor geografis. Terutama di dataran tinggi,” katanya.
Kondisi itu diperparah karena jumlah TPS dalam Pilkada, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah TPS dalam Pilpres dan Pileg.
Akibatnya, jumlah DPT dalam setiap TPS kian banyak. Dampak lanjutannya, sejumlah warga harus menempuh jarak cukup jauh dengan TPS, untuk memberikan suara.
Sebagai perbandingan, pada Pemilu 2024 terdapat 3.375 TPS yang tersebar di 325 desa dan lima kelurahan di Kabupaten Probolinggo. Sedangkan pada Pilkada 2024, jumlahnya menyusut 1.626 TPS, sehingga menjadi 1.749 TPS saja.
Hal yang sama terekam dalam Pemilu 2019. Saat itu ada 3.504 TPS di Kabupaten Probolinggo. Sedangkan pada Pilkada yang dilangsungkan setahun sebelumnya, jumlah tempat pemungutan suara hanya 1.700 TPS.
Arifin mengatakan, KPU Kabupaten Probolinggo gencar melakukan sosialisasi untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024. Upaya serupa juga dilakukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Untuk mengakomodir perkampungan yang dirasa terlalu jauh dengan lokasi TPS, KPU Kabupaten Probolinggo menambah jumlah TPS. Seperti yang terjadi di Desa Gunggungan Kidul, Kecamatan Pakuniran.
“Di situ (Desa Gunggungan Kidul, Red) akhirnya ditambah 1 TPS,” terang Arifin.
Pada kesempatan terpisah, Komisioner KPU Kabupaten Probolinggo Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, Lukman Hakim mengatakan, partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 ditargetkan melampaui angka 77 persen.
“Atau bahkan menyamai 86 persen seperti saat Pileg 2024,” katanya dalam Lokakarya Pendidikan Pemilih dengan tema Pengarusutamaan Isu Gedsi dalam Pilkada, Senin pekan lalu di Ruang Tengger, Kantor Bupati Probolinggo.
Kini, pemungutan suara Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024 tinggal menunggu hari. Dari 872.218 penduduk yang tercantum dalam DPT, berapa banyakkah yang akan datang ke TPS, memilih pasangan Zulmi-Rasit maupun pasangan Gus Haris-Ra Fahmi? Kita tunggu saja. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |