TIMES JATIM, PASURUAN – Genap satu tahun sudah, Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Wakilnya Adi Wibowo (Mas Adi), memimpin Kota Pasuruan.
Sejumlah indeks capaian dalam bidang tata kelola birokrasi, pembangunan, hingga UMKM, diklaim melonjak drastis di satu tahun kepemimpinan duet Gus Ipul dan Mas Adi tersebut. Hal itu diutarakan Gus Ipul, dalam acara refleksi 1 tahun kepemimpinan nya, di Gedung Gradika, Kota Pasuruan, Sabtu (26/2/2022)
"Indeks Pembangunan Manusia atau IPM dari sebelumnya 75,26 naik menjadi 75,62. Indeks Reformasi Birokrasi Kota Pasuruan juga naik tajam, dari sebelumnya 62,19 menjadi 64,00. Capaian lainnya yang membanggakan adalah naiknya jumlah UMKM di Kota Pasuruan, dari sebelumnya berjumlah 632 menjadi 1.312 UMKM yang terdata. Bertambahnya jumlah UMKM ini adalah bukti perekonomian daerah membaik. Kami mendukung perkembangan UMKM Kota Pasuruan untuk terus tumbuh karena ini yang berdampak bagi ekonomi masyarakat," papar Gus Ipul.
Wujudkan Kota Madinah
Meski dengan anggaran yang terbatas, Gus Ipul berjanji akan tetap mewujudkan program-program untuk mewujudkan visi misi Kota Madinah terealisasi.
"Seperti diketahui bahwa kami terbatas karena anggaran 2021 dibahas sebelum kami dilantik. Tapi, kami akan tetap berupaya untuk menjadikan Kota Pasuruan sebagai Kota Madinah," tegas Gus Ipul.
Salah satu proyek ikonik Kota Madinah yang akan direalisasikan tahun ini adalah, pembangunan payung raksasa ala Masjid Nabawi, yang akan dipasang mengelilingi alun-alun Kota Pasuruan. Rencananya akan ada 12 payung raksasa yang akan dipasang secara bertahap. Namun Gus Ipul menjelaskan, tahun ini akan terpasang 6 payung dahulu. Dimana setiap payung nantinya akan menelan biaya senilai Rp2,5 miliar. Sehingga total pemasangan 12 payung raksasa menelan anggaran sebesar Rp30 miliar.
Tidak hanya itu saja, untuk menunjang konsep wisata religi yang terintegrasi, juga akan dibangun sentra kuliner di sebelah Utara Alun-alun Kota yang dianggarkan sebesar Rp5 miliar. Serta pemanfaatan Mall Poncol menjadi Mall Pelayanan Publik.
Banjir Masih Jadi PR
Meski anggaran cukup besar yang akan digunakan untuk mewujudkan konsep wisata religi yang terintegrasi, sebagian berasal dari pemerintah pusat. Namun sejumlah PR besar harus diselesaikan dan diprioritaskan Gus Ipul-Mas Adi untuk menunjang konsep Kota Madinah tersebut. Salah satunya adalah masalah banjir yang terus terjadi sepanjang tahun di musim penghujan di Kota Pasuruan.
Seperti diketahui, Kota Pasuruan dilintasi tiga sungai besar yakni Sungai Gembong, Sungai Petung, dan Sungai Welang. Apabila memasuki musim penghujan, maka wilayah Jalur Pantura Kraton-Blandongan sering terputus karena luapan banjir. Bahkan akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi, pada Jum'at (25/2/2022) malam. Wilayah pusat Kota Pasuruan di sekitar Jalan Niaga dan Alun-alun terendam banjir setinggi 20-50cm.
Gus Ipul pun menyebut, tiga sungai tersebut perlu segera dinormalisasi. Namun apa daya, karena kewenangan penanganan ketiga sungai tersebut ada di provinsi dan pusat.
Perlu keseriusan dan prioritas Pemerintah Kota Pasuruan untuk mendorong provinsi dan pusat, agar segera mengantisipasi masalah banjir tersebut. Seperti hal nya keberhasilan Gus Ipul "blusukan" mencari dana ke pusat untuk pembangunan Kota Pasuruan.
Tidak elok bukan, ketika para peziarah maupun wisatawan dari luar kota, yang ingin menikmati Pasuruan Kota Madinah, dengan bentangan payung raksasa yang megah di pusat kota, namun akses jalan menuju Kota Pasuruan "terputus" akibat banjir. Atau bahkan pusat "Madinah van Java", terendam banjir? Hal tersebut juga diutarakan sejumlah warga di media sosial, yang mengeluhkan bahwa dalam satu tahun terakhir kepemimpinan Gus Ipul-Mas Adi, banjir masih menjadi momok. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Satu Tahun Pimpin Kota Pasuruan, Piye Banjire Gus?
Pewarta | : Robert Ardyan |
Editor | : Faizal R Arief |