TIMES JATIM, PONOROGO – Di Ponorogo masih ada perajin batik tulis, tempatnya di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Neutral di Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 6 Babadan Ponorogo.
Di lokasi itu selain melatih peserta belajar membatik, juga menghasilkan batik tulis dengan motif khas Ponorogo atau disebut Panoragan, yakni motif batik yang terdapat unsur reog dan merak.
Proses pewarnaan batik Neutral Ponorogo yang bermotif merak. (Foto: Febri Lorenza/Magang IAIN Ponorogo/TIMES Indonesia)
Fitria Jamil, owner batik tulis Neutral mengatakan, dirinya bertekad melestarikan batik berciri khas Ponorogo dan kembali menjadi produk unggulan bumi reog. Dia memulai usaha batik tulisnya sejak 2019 dilandasi keprihatinannya atas punahnya industri batik di Ponorogo yang dulu sempat berjaya.
"Sejak 2019 saya membatik motif khas Ponorogo untuk kembali mengenalkan, memopulerkan dan mempertahankan produk unggulan ini. Sekarang ada 16 karyawan yang membantu saya," ucap Fitria owner batik tulis Neutral Ponorogo Sabtu (23/4/2022).
Beberapa motif yang dia buat adalah batik tulis neutral Panoragan, batik tulis prodo yang digunakan untuk acara pemilihan Duta Ponorogo 2021 lalu, ada juga motif naga, merak dan motif merak tarung.
Proses pembuatan batik tulis, diawali dengan menyiapkan kain lalu mencucinya dengan sabun untuk menghilangkan bahan kimia dan membuka pori-pori sehingga kain menyerap warna dengan baik
Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan pola yg akan diblat pada bahan atau kain mori. Setelah itu dilajutkan dengan proses ngeblat pola pada kain mori di atas meja kaca.
Kemudian, mencanting sesuai pola yg di gambar dengan malam yang sudah dipanaskan, dilajutkan proses pewarnaan. Setelah warna kering dilakukan penguncian warna dengan mengoleskan cairan khusus.
Proses pembuatan sket atau gambar motif yang akan dibatik sebelum pencantingan. (Foto: Febri Lorenza/Magang IAIN Ponorogo/TIMES Indonesia)
Terakhir, diakukan pelorotan atau perebusan untuk menghilangkan malam dan dilajutkan penjemuran atau pengeringan batik. Setelah itu, batik siap dijual.
Batik tulis Neutral mematok harga bervariasi tergantung jenis kain dan tingkat kesulitan pembuatannya. Adapun jenis kain yang digunakan seperti primis super, katun Jepang, katun sutra dan katun Paris.
"Harganya yang paling murah Rp300 ribu dan yang paling mahal sampai Rp500 ribu per potong. Semakin bagus kainnya dan motifnya sulit, ya semakin mahal," kata Fitria.
Untuk penjualan, selain dari instansi pemkab, juga banyak dipesan masyarakat umum. "Dalam sehari terjual 4 - 5 potong batik. Untuk omzet batik tulis Neutral Ponorogo ini dalam sebulan bisa mencapai Rp25 juta," jelas owner batik tulis Neutral Fitria Jamil. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Bambang H Irwanto |