TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Upaya menekan angka stunting di Kabupaten Probolinggo terus digencarkan. BKKBN Jawa Timur bersama FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia atau APRI Kabupaten Probolinggo menggelar Workshop Pencegahan Stunting di Aula KUA Sumberasih, Kamis (21/8/2025).
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan BKKBN Jatim Ghasa Renaldi Pasca Surya, Wakil Dekan FISIP UINSA Dr HM Ilyas Rolis, Ketua APRI Jawa Timur H Wawan Ali Suhudi, serta Ketua APRI Kabupaten Probolinggo H Moh Imamuddin Nur Fajri.
Ilyas Rolis menegaskan, persoalan stunting tidak cukup hanya disosialisasikan, tetapi butuh aksi nyata di lapangan.
Kolaborasi BKKBN Jatim, UINSA, dan APRI Probolinggo perkuat peran penghulu dalam edukasi calon pengantin. (FOTO: I Nur Fajri for TIMES Indonesia)
“Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi menyangkut kualitas generasi penerus bangsa. Pencegahan harus dimulai sejak sebelum kehamilan hingga 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar pria asal Kota Probolinggo itu.
Workshop dibagi dua sesi. Sesi pertama membahas peran orang tua dan masyarakat dalam pencegahan stunting, termasuk pengaruh pernikahan anak terhadap kesehatan generasi muda.
Sesi kedua dipandu Ketua APRI Jatim, H Wawan Ali Suhudi, dengan materi strategi membangun ekosistem keagamaan untuk penyadaran stunting dan pencegahan nikah anak.
Para penghulu, penyuluh, dan akademisi berdiskusi dalam Workshop Pencegahan Stunting di Aula KUA Sumberasih, Probolinggo. (FOTO: I Nur Fajri for TIMES Indonesia)
Selain penyampaian materi, peserta juga terlibat dalam diskusi interaktif untuk merumuskan rekomendasi bagi pemerintah melalui BKKBN, terutama langkah konkret yang perlu dilakukan di daerah.
Para penghulu mendapat peran penting sebagai ujung tombak edukasi. Mereka diharapkan memberi pemahaman kepada calon pengantin soal gizi, kesehatan reproduksi, dan kesiapan membangun keluarga sehat.
Workshop juga diikuti penyuluh agama, perwakilan pesantren serta perwakilan ormas Kota dan Kabupaten Probolinggo.
Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan tokoh masyarakat diharapkan mampu memperkuat gerakan pencegahan stunting, khususnya di Kabupaten Probolinggo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BKKBN Jatim Gandeng UINSA dan APRI Kabupaten Probolinggo Tekan Stunting
Pewarta | : Ryan H |
Editor | : Imadudin Muhammad |