https://jatim.times.co.id/
Berita

Menilik Kesakralan Ruwatan Wayang Beber di Gedompol Pacitan

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 22:30
Menilik Kesakralan Ruwatan Wayang Beber di Gedompol Pacitan Kades Gedompol Susanto saat prosesi upacara adat wayang beber (Foto1: Rojihan/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Menilik Kesakralan Ruwatan Wayang Beber di Desa Gedompol, yang terletak di Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang dikenal sebagai penjaga tradisi setiap satu tahun sekali yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu tradisi sakral yang masih terus dilestarikan adalah Ruwatan Wayang Beber. Upacara ini digelar dengan khidmat di lapangan desa pada Sabtu malam, 31 Agustus 2024, dan menjadi magnet bagi masyarakat setempat yang ingin menyaksikan keindahan dan kekayaan budaya Jawa yang terjaga di desa ini.

Ruwatan Wayang Beber bukan sekadar prosesi adat; ia mengandung makna mendalam yang mencerminkan kepercayaan dan kearifan lokal. Dalam prosesi tersebut, tampak sakralitas yang begitu kental ketika seorang yang diperlakukan layaknya raja menyatukan tanah dan air dalam kendi.

Ruwatan-Wayang-Beber-2.jpgPagelaran wayang beber usai prosesi upacara adat (Foto: Rojihan/TIMES Indonesia)

Kendi ini kemudian dipecahkan di atas kayu daluwangi, sebuah ritual yang melambangkan asal-usul wayang beber. Kayu daluwangi, yang dipercaya sebagai bahan dasar pembuatan wayang beber, memiliki keterkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Majapahit.

Hingga kini, budaya tradisional ini masih terjaga dengan baik dan dilestarikan oleh keturunan asli pembuat wayang beber di Desa Gedompol.

Wayang Beber, sebagai warisan dari era Majapahit, bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Gedompol, tetapi juga merupakan simbol dari keberlanjutan nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Kesakralan upacara adat ini semakin terasa ketika prosesi berlangsung dengan suasana yang kental akan nuansa zaman kerajaan.

Ornamen-ornamen tradisional, seperti obor yang menyala menerangi lokasi upacara, pagar kepang dari daun kelapa yang mengelilingi area, serta busana adat Jawa yang dikenakan oleh para undangan dan panitia, menciptakan atmosfer yang membawa para hadirin kembali ke masa kejayaan kerajaan.

Kepala Desa Gedompol, Susanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa upacara adat Wayang Beber ini merupakan agenda tahunan yang penting bagi desa.

"Malam ini, kami dari Pemerintah Desa Gedompol mengadakan upacara adat Wayang Beber, yang merupakan peninggalan sejarah dari era Kerajaan Majapahit. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk melestarikan budaya yang sangat berharga ini," ujar Susanto. Sabtu (31/8/2024).

Ruwatan-Wayang-Beber-3.jpgTampak nuansa keeajaan Ruwatan Wayang Beber (Foto: Rojihan/TIMES Indonesia)

Susanto juga menekankan pentingnya mengenalkan tradisi ini kepada masyarakat yang lebih luas, tidak hanya terbatas di wilayah lokal.

“Kami berkomitmen untuk mengeksplorasi dan mempromosikan Wayang Beber secara lebih luas, agar dapat dikenal secara nasional bahkan internasional,” tambahnya.

Langkah konkret yang telah diambil adalah dengan menciptakan produk-produk yang memiliki ciri khas Wayang Beber, seperti baju dan kaos, sebagai bagian dari upaya branding dan promosi budaya lokal.

Selain itu, Pemerintah Desa Gedompol juga terus berusaha memupuk kecintaan terhadap budaya ini di kalangan generasi muda. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menciptakan dan melatih tarian Wayang Beber kepada anak-anak dan remaja di desa.

“Kami ingin generasi muda Desa Gedompol tumbuh dengan pemahaman dan kecintaan terhadap warisan budaya mereka, sehingga tradisi ini dapat terus lestari,” jelas Susanto.

Kesakralan dan keindahan Ruwatan Wayang Beber ini berhasil menarik perhatian ribuan masyarakat setempat. Mereka membanjiri lokasi upacara untuk menyaksikan rangkaian acara yang penuh makna ini.

Antusiasme yang tinggi menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya penting bagi para pelaku budaya, tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat yang ingin merasakan langsung kekayaan budaya warisan leluhur.

Ruwatan Wayang Beber di Gedompol bukan sekadar sebuah pertunjukan, melainkan juga sebuah pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya.

Melalui upaya pelestarian yang terus dilakukan, diharapkan tradisi ini akan terus hidup, berkembang, dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang untuk mencintai dan menjaga kekayaan budaya nenek moyang mereka.

Setelah selesai upacara adat pun dilakukan pagelaran wayang beber oleh dalang Ki Hartanto yang disaksikan seluruh undangan dan ribuan warga masyarakat setempat. (*)

Pewarta : Rojihan
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.