https://jatim.times.co.id/
Berita

Cerita Dua Nelayan Situbondo Selamat dari Maut Usai Kapalnya Tenggelam Diterjang Ombak

Senin, 27 Februari 2023 - 20:48
Cerita Dua Nelayan Situbondo Selamat dari Maut Usai Kapalnya Tenggelam Diterjang Ombak Sunagi (kanan), nelayan Mandaran, Besuki, Kabupaten Situbondo yang selamat dari maut setelah tiga jam terombang-ambing di laut (Foto: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SITUBONDO – Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di perairan utara Jawa Timur, Minggu (26/2/2026), nyaris menelan korban jiwa. Dua nelayan di Kabupaten Situbondo, terombang-ambing selama tiga jam di tengah laut setelah kapal yang ditumpangi tenggelam dihantam ombak.

Kedua nelayan itu adalah Sanugi (55), dan Slamet (40) si juragan kapal. Keduanya warga Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Bagaimana kisah keduanya selamat dari maut setelah tiga jam terombang-ambing di laut?  

Cerita keduanya bermula Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Di pagi buta itu, dua nelayan ini berangkat melaut. Hingga malam gelap berganti terang. Sekitar pukul 10.00 WIB, hasil tangkapan keduanya sudah cukup banyak.

Sanugi tak pernah menyangka cuaca cerah siang itu, akan menjadi saksi nasib malangnya dengan Slamet. Suasana girang dan puas berhasil memperoleh tangkapan ikan melebihi target, seketika hilang bersama dengan hempasan ombak besar yang membuat kapalnya tenggelam.

“Ndak ada hujan, ndak ada ombak. Ndak ada apa-apa. Cuacanya terang. Cuma angin memang sedikit kencang waktu itu. Saya dan Juragan juga posisi pulang setelah melaut pagi,” kata Sanugi.

Nelayan 55 tahun itu, menceritakan pengalaman buruknya itu saat TIMES Indonesia berkunjung ke rumahnya, RT02/RW02, Mandaran, Besuki, Situbondo, Jawa Timur, Senin (27/2/2023) siang.

Cuaca cerah dan secangkir kopi menemani obrolan. “Sedikit lucu, tapi juga menakutkan,” terang Sunagi tentang pengalamannya bertahan selama tiga jam di tengah laut, sehari sebelumnya.

Tenggelamnya kapal kedua nelayan tersebut, terjadi dalam perjalanan pulang menuju pantai. Berangkat sekitar pukul 03.00 WIB, keduanya memperoleh hasil tangkapan yang cukup bagus.

Terlepas dari cuaca pesisir Situbondo yang tidak bersahabat bagi nelayan dalam sepekan terakhir.

Kapal Diterjang Ombak Saat Menuju Pantai

Nelayan-Situbondo-2.jpgKapal nelayan yang menolong Sunagi dan Slamet dari maut setelah tiga jam terombang-ambing di laut (Foto: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)

“Sekitar pukul 10 pagi tangkapan kami sudah cukup. Sekitar 1,5 setengah box kalau tidak salah. Setelah saya ikat box ke kapal, kami langsung putar haluan ke daratan,” jelas Sunagi.

“Tengah hari, jarak kami sudah dekat dengan daratan. Kurang lebih 30 sampai 40 menit lagi sampai. Tidak ada hujan, tidak ada apa-apa kemudian suara keras. Kayu sayap kapal kami patah, saya terlempar dari perahu dan langsung oleng,” sambungnya.

Di tengah kepanikan, keduanya bertindak cepat. Slamet mengambil box peralatan. Sementara Sunagi meraih katir perahu, yang ada di depan pandangannya.

“Setelah terlempar itu saya langsung berenang ke katir perahu di depan saya. Slamet langsung mendekat sambil membawa box perlengkapan yang berhasil diselamatkan,” ujar Sunagi.

Sunagi kemudian menceritakan pengalamannya terombang-ambing, di atas sebuah katir perahu yang anehnya tidak ikut tenggelam bersama dengan perahu fiber mereka.

Beruntungnya, dalam box perlengkapan yang berhasil diselamatkan oleh Slamet, dalam kondisi tertutup sehingga tidak kemasukan air. Menggunakan telepon genggam yang tersimpan di dalam box tersebut, keduanya lalu menghubungi saudara.

“Awalnya coba telepon anak buah di daratan, tapi ternyata tidak tersambung. Mungkin sibuk. Setelah itu menghubungi istrinya Slamet, tapi tidak lama karena sinyal yang buruk dan baterainya keburu habis,” jelasnya.

Dengan harapan dari telepon singkat yang entah dapat dipahami atau tidak, kedua nelayan ini bertahan dengan bergantung kepada katir perahu dan box peralatan.

Menurut Sunagi, pengalaman selama tiga jam terombang-ambing tersebut terkesan lucu namun juga menakutkan.

“Kalau disuruh milih, saya lebih milih untuk mati di daratan. Tapi kalau sudah seperti kemarin, hanya bisa pasrah dan berharap kepada Yang Maha Kuasa,” ungkap nelayan yang selamat dari maut ini.

Sempat Ditawari Rokok

Di tengah keputus asaan tersebut, sebuah harapan menghampiri keduanya. Botol berisi air minum yang terhempas ketika perahu tenggelam, perlahan mengapung menuju keduanya.

“Mungkin saya masih dapat lindungan-Nya. Ketika sudah, pasrah tiba-tiba botol air minum yang saya bawa ketika berangkat mengapung. Saya lihat sekitar juga, ombak tiba-tiba tenang. Tidak seperti waktu menghantam kapal,” jelasnya.

Tidak lama berselang, harapan lain muncul. Kayu dayung kapal mereka, tiba-tiba juga mengapung serta mendekati Sunagi dan Slamet.

“Saya percaya kalau itu sebuah mukjizat, tapi lucu. Setelah botol air, dayung kapal kemudian muncul. Kami jadi sedikit tenang meski tetap pasrah. Eh, Slamet kemudian menawarkan rokok yang ditemukan di box,” lanjut Sunagi.

“Tak ngurus odik mateh lah bhekto ruah, ghun bisa adhu’ah (Waktu itu sudah tidak ngurus hidup atau mati. Hanya bisa berdoa, Red),” sambungnya dalam Bahasa Madura.

Saat keduanya benar-benar pasrah dengan kondisi, sebuah kapal nelayan lewat dengan kecepatan penuh dari kejauhan.

Sunagi segera menepuk pundak Slamet di depannya, meminta agar berteriak meminta pertolongan karena Sunagi sudah kehabisan tenaga.

Slamet rupanya juga tidak bisa berbuat banyak karena berada dalam kondisi serupa. Alhasil, kapal nelayan tersebut tidak bisa mereka panggil karena sudah sama-sama kelelahan.

Saat cahaya matahari mulai terbenam, sebuah kapal mendekat menyelamatkan keduanya yang sudah lemas kelelahan dan kedinginan.

Kapal tersebut adalah milik nelayan Mandaran yang segera berangkat mencari keberadaan keduanya, usai menerima kabar dari istri Slamet yang sempat ditelepon sebelumnya.

"Sudah lemas sekali waktu itu Mas. Badan sudah kaku karena terlalu lama di tengah laut," jelas nelayan Mandaran, Besuki, Kabupaten Situbondo ini perihal pengalamannya terombang-ambing selama tiga jam di tengah laut. (*)

Pewarta : Dicko W
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.