TIMES JATIM, SURABAYA – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Provinsi Jatim menyelenggarakan “Pergelaran Kethoprak Siswo Budoyo” di Lapangan Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulunggagung, Jumat malam (8/12/2023) lalu.
Warga sangat antusias menyaksikan pagelaran tersebut. Tenda undangan dan lapangan tampak penuh penonton. Menunjukkan kecintaan warga Tulungagung terhadap Kethoprak Siswo Budoyo yang telah menjadi legenda tradisi seni pertunjukan.
Kegiatan dibuka Plt Kadisbudpar Jatim, Eddy Supriyanto, S.STP, M.PSDM diwakili Kabid Kebudayaan Disbudpar Jatim Dwi Supranto, SS, MM.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi yang luar biasa khususnya masyarakat Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung.
"Bahwa ada upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang mungkin saat “sudah kurang popular” lagi, yaitu kethoprak," katanya.
Dwi berkisah. Ia ingat masa-masa tahun 80-an menjelang tahun 90-an. Ketoprak menjadi sebuah tontonan masyarakat yang luar biasa.
"Saya di Jawa Tengah itu dulu mengenal yang namanya Ketoprak Sapta Mandala Kodam VII Diponegoro. kemudian yang dari Jawa Timur itu ketoprak Siswo Budoyo. Ini adalah ketoprak-ketoprak bagian dari grup-grup legendaris yang pada masanya itu pernah mencapai puncak kejayaan," pujinya.
Oleh karena itu, Disbudpar Provinsi Jawa Timur melakukan safari budaya berkeliling tempat di seluruh Jawa Timur untuk bersama-sama mengajak masyarakat membangkitkan lagi kesenian-kesenian yang sudah 'hampir punah'.
"Bahwa pelestarian budaya itu ada perlindungan. Bagaimana budaya-budaya yang sudah hampir punah ini kita lindungi supaya tidak punah," tandasnya.
Begitu pula beberapa event seni budaya yang digelar oleh pemerintah itu sedapat mungkin bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Terbukti pada malam hari ini saya melihat banyak sekali teman-teman UMKM pedagang-pedagang yang ikut berpartisipasi pada malam hari ini, ini adalah bagian sinergitas dari upaya pemanfaatan ketoprak itu sendiri," sambungnya.
Ia berharap kesenian ini bisa berkembang lagi bahkan mencapai kejayaan kembali dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat.
Tidak hanya pemerintah, tidak hanya komunitas, tetapi juga ada unsur akademisi.
"Kita bisa meminta pertolongan atau meminta pendampingan dari teman-teman dosen Universitas, mahasiswa untuk bisa bersama-sama mengangkat kesenian ini," tutur Dwi.
Selain itu juga ada media, yang mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya untuk mempublikasikan, mengenalkan, menyebarluaskan kesenian itu sendiri.
Sementara itu Kepala Desa Bangunjaya Kecamatan Pakel Kabupaten Tulunggagung, H.Jailani mengemukakan rasa bangganya daerahnya diberi kepercayaan lokasi pergelaran seni tradisi kethoprak oleh Disbudpar Jatim.
“Terima kasih kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur yang mempercayakan kepada kami Pemerintah Desa Bangunjaya untuk membantu kelancaran kegiatan ini,” ujarnya.
“Kegiatan ini adalah murni dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dalam rangka melestarikan kebudayaan Jawa, utamanya kesenian kethoprak. Karena di era global ini kebudayaan Jawa semakin terkikis maka dari itu Disbudpar Jatim terus mempertahankan sehingga pada malam hari ini digelar ketoprak Siswo Budoyo yang sudah melegendaris di Tulungagung,” pungkasnya.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |