TIMES JATIM, SURABAYA – Gerakan Nasional atau Gernas Ayo Mondok menerbitkan buku berjudul “Panduan Pesantren Sehat: Ayo Mondok Ayo Sehat”. Rencananya akan dilucurkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin awal 2026.
Sekjen Gernas Ayo Mondok, KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans menuturkan, penerbitan buku ini hasil kolaborasi bersama perusahaan farmasi PT Pharos Indonesia dan Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU).
Buku tersebut berisi panduan praktis dalam pencegahan penyakit serta penanganan kesehatan di lingkungan pesantren.
"Saat ini kami sedang mempersiapkan launching-nya. Buku ini diharapkan bisa menjadi pegangan santri dan pengasuh,” ujar Gus Hans di Surabaya, Selasa (2/12/2025).
Gus Hans menjelaskan, buku ini disusun berdasarkan survei dan kajian lapangan terkait penyakit yang umum dialami santri. Terungkap, skabies (kudis atau gudik) menjadi penyakit kulit yang kerap ditemukan di pesantren.
"Buku ini bisa menjadi media preventif agar para santri terhindar dari skabies, sehingga jumlah kasusnya bisa turun di pesantren,” ucapnya.
Sementara itu, Group Brand Manager PT Pharos Indonesia, dr Mariani Leman menyampaikan, perusahaannya turut menjadi bagian karena ingin berkontribusi dalam peningkatan kesehatan santri melalui penyediaan pendampingan ilmiah dan produk yang relevan.
"PT Pharos adalah salah satu perusahaan farmasi besar di Indonesia dengan slogan ‘obatnya orang Indonesia’. Kami bekerja sama dengan Gernas Ayo Mondok untuk mendukung penyusunan buku panduan kesehatan ini,” ujarnya.
Dia berharap, program kolaborasi ini menjadi langkah nyata terhadap kesehatan di pesantren.
Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PDNU, dr Muhammad S Niam menuturkan, inisiatif pembuatan buku ini lahir dari pengalaman panjang kolaborasi antara PDNU, Gernas Ayo Mondok, dan berbagai unsur yang peduli terhadap kesehatan pesantren.
Upaya Eliminasi Penyakit Kulit hingga Pernapasan
Menurut dr Niam, komunitas pesantren memiliki kekhususan yang membuat mereka rentan terhadap penyakit, terutama yang bersifat menular. Karena itu, kebutuhan akan panduan kesehatan yang standar menjadi sangat penting.
"Kita ingin membuat pedoman bagaimana hidup sehat di pesantren. Semoga buku ini bisa segera tersebar dan memberi manfaat,” ujarnya.
Ketua Tim Riset, PIC (Person in Charge) Penyusunan Buku sekaligus Chief Editor, dr Syifa Mustika menambahkan, buku ini merupakan program utama Divisi Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Pesantren Gernas Ayo Mondok.
"Kita ingin membuat buku saku yang benar-benar bermanfaat. Tapi dasarnya tidak bisa asal memilih penyakit. Jadi, kami melakukan survei besar ke seluruh pesantren anggota Gernas Ayo Mondok,” terangnya.
Survei melibatkan 600 responden terdiri atas pengurus pesantren dan santri. Lewat kuesioner yang mencakup penyakit menular, tidak menular, masalah kesehatan, hingga kebersihan lingkungan, tim mengidentifikasi daftar penyakit yang paling banyak dialami di pesantren.
Hasilnya, memang yang paling banyak adalah skabies atau gudik di samping dermatitis yang juga cukup dominan. Setelah itu, penyakit saluran pernapasan seperti ISPA, bronkitis, hingga TBC. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Eliminasi Penyakit di Lingkungan Pesantren, Gernas Ayo Mondok Terbitkan Buku Panduan
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |