TIMES JATIM, BATU – Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa Lomba Desa dan Kelurahan 2025 bukan sekadar kompetisi normatif, tetapi harus menjadi ajang yang mendorong peningkatan kualitas pelayanan dan inovasi di tingkat desa dan kelurahan. Harapannya, lomba ini mampu memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat secara nyata.

Pernyataan ini disampaikan oleh Nurochman saat membuka dan memberikan pengarahan dalam tahapan Penilaian Lomba Desa dan Kelurahan Kota Batu 2025 yang telah memasuki tiga besar finalis, pada Rabu (26/3/2025). Pada tahap ini, tiga wilayah terbaik akan dipilih untuk mewakili Kota Batu di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Tiga finalis yang berhasil lolos ke tahap akhir adalah Kelurahan Sisir (Kecamatan Batu), Desa Junrejo (Kecamatan Junrejo), dan Desa Oro-Oro Ombo (Kecamatan Batu).

Lurah Sisir Muhammad Aviata Aria Pranaka saat presentasi inovasi dan potensi wilayah dalam rangka Lomba Desa dan Kelurahan 2025.

Ketiga wilayah ini telah melewati serangkaian proses seleksi yang meliputi penilaian administratif, verifikasi lapangan, serta evaluasi oleh tim juri yang berasal dari berbagai unsur, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Penggerak PKK, akademisi, dan media.

"Tiga finalis ini layak karena memiliki inovasi-inovasi. Dan saya yakin, sebenarnya kita (Kota Batu) punya desa dan kelurahan yang berkualitas," ucapnya saat membuka dan memberi arahan pada sesi paparan masing-masing finalis di Hotel Aston Batu.

Dalam sesi pemaparan yang digelar di Hotel Aston Batu, masing-masing finalis mempresentasikan inovasi unggulan yang telah mereka terapkan. Berbagai program berbasis e-Government, pemberdayaan masyarakat, pelestarian adat dan budaya, kesiapsiagaan bencana, pemberdayaan masyarakat, UMKM, serta pengelolaan investasi dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan menjadi aspek utama yang dinilai.

Kepala Desa  Andi Faizal Hasan saat paparan potensi dan inovasi desa dalam Lomba Lomba Desa dan Kelurahan 2025.

Wali Kota Nurochman menekankan bahwa lomba ini bukanlah tujuan akhir, tetapi sebuah proses untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih baik.  Menurutnya, kompetisi ini menjadi kesempatan bagi desa dan kelurahan untuk menggali serta mengembangkan potensi yang ada di wilayah masing-masing.

"Ini bukan sekadar kompetisi, tapi selanjutnya bagaimana mengintegrasikan secara utuh semua potensi dan semua aspek pembangunan yang tentunya sesuai visi dan misi daerah," ucapnya.

Ia juga mengingatkan agar data yang disampaikan dalam evaluasi benar-benar sesuai dengan realitas di lapangan, sehingga tidak ada ketidaksesuaian ketika memasuki tahap penilaian di tingkat provinsi.

Kota Batu sendiri memiliki rekam jejak yang membanggakan dalam kompetisi ini. Pada tahun 2024, Desa Tulungrejo berhasil menjadi juara nasional dalam Lomba Desa dan Kelurahan, menjadikannya sebagai desa rujukan bagi berbagai daerah lain dalam hal pengelolaan dan inovasi desa.

Keberhasilan tersebut menjadi motivasi bagi desa dan kelurahan lain di Kota Batu untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Kepala Desa Oro Oro Ombo Wiwike memberikan paparan potensi dan inovasi desa di depan para panelis Lomba Desa dan Kelurahan 2025. 

Melalui Lomba Desa dan Kelurahan 2025, diharapkan lahir pemimpin-pemimpin desa dan kelurahan yang semakin progresif, serta kebijakan-kebijakan yang benar-benar berpihak kepada masyarakat. Dengan mengintegrasikan seluruh aspek pembangunan, Nurochman berharap Kota Batu dapat kembali meraih prestasi di tingkat provinsi bahkan nasional. (*)