TIMES JATIM – Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif mengapresiasi kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam menangani masalah sampah.
Hal itu disampaikan saat Wabup Gresik usai mengunjungi kantor DLH Gresik untuk melakukan koordinasi, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang sudah diadakan DLH sangat memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
"Kita tahu, penanganan sampah bukanlah perkara mudah. Perlu kolaborasi semua pihak agar dapat teratasi. Untuk itu saya mengapresiasi upaya DLH Gresik dalam menangani sampah," ungkap Alif.
Pemkab Gresik sendiri, kata Alif, sudah membuat Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gresik Nomor 3/2021 yang berisi tentang pengurangan penggunaan kemasan plastik sekali pakai (PSP) yang tidak ramah lingkungan.
Peraturan ini menegaskan ketentuan-ketentuan terkait sanksi administratif dan pidana bagi pelanggar, serta larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat.
"Hampir semua toko modern di Gresik sudah tidak menyediakan kantong belanja dari plastik sekali pakai. Ini harus kita kembangkan bersama," jelas suami dari dr. Shinta Puspitasari tersebut.
Tak sampai itu, dalam momentum pelantikan Bupati-Wakil Bupati Gresik yang lalu juga sudah ada himbauan untuk mengganti karangan bunga dengan tanaman hidup.
"Ini termasuk inovasi. Apalagi tanaman yang diberikan masyarakat kemudian ditanam di area Stadion Gelora Joko Samudra beberapa waktu lalu sehingga lingkungan semakin hijau dan sehat," ucap Alif.
Alif menjelaskan, Tahun 2025 ini DLH Gresik bakal menambah alat khusus untuk pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, yakni dua alat pemantau udara dan satu alat pemantau kualitas air di Sungai Bengawan Solo.
"Dengan adanya penambahan ini Gresik bakal memiliki 11 alat pemantau udara dan 2 alat pemantau kualitas air, yang sebelumnya ada di Kali Brantas," tuturnya.
"Kita rencananya akan ada TPST Gresik Utara dan menyelesaikan tumpukan sampah TPA Ngipik," tambahnya.
Sementara, Kepala DLH Gresik Sri Subaidah menyampaikan saat ini pihaknya sudah menyiapkan 9 kegiatan dibidang pengelolaan persampahan, yakni menambah kampung zero waste menjadi 8 lokasi.
Kemudian juga memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar pengganti batu bara, melalukan mining landfill, meningkatkan kapasitas produksi TPST Belahanrejo, meningkatkan Bank Sampah, manambah TPS dan TPS3R hingga memaksimalkan penerapan Perda pengurangan sampah plastik.
"Alhamdulillah untuk TPST Belahanrejo kami bakal mendapatkan bantuan dari KLHK sehingga bisa kapasitasnya bertambah dari 20 ton/hari menjadi 100 ton/hari," tuturnya.
Untuk TPST Belahanrejo dan TPST Ngipik sendiri saat ini telah dilengkapi fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) yang masing-masing memiliki kapasitas pengelolaan sampah sebesar 20 ton/hari, dengan kapasitas input mesin 20 ton/hari yang dapat menghasilkan 3,8 ton/hari RDF dari sampah anorganik dan 9 ton/hari RDF dari sampah organik.
"RDF dari dua fasilitas tersebut dikirimkan ke SIG Pabrik Tuban untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif substitusi batu bara," kata Subaidah. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |